Suplai Telur ke Ranai Putus, Satgas Pangan Sidak Kestabilan Harga

Suplai Telur ke Ranai Putus, Satgas Pangan Sidak Kestabilan Harga

Tim Satgas Pangan Kabupaten Natuna melakukan sidak ke pedagang di pasar dan toko sembako terkait kestabilan harga jelang akhir tahun, Sabtu (16/12/2017). (Foto: Fox/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Terjadi kelangkaan telur di pasaran kota Ranai, Kabupaten Natuna. Hal ini menjadi catatan tim Satgas Pangan saat Inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa lokasi pasar menjelang Natal dan Tahun Baru, Sabtu (16/12/2017).

Tim ini terdiri dari Satreskrim Polres Natuna, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindag, Dinas Pertanian dan Satpol PP Kabupaten Natuna.

Kabid Perternakan, Dinas Pertanian Kabupaten Natuna, Akmal Duski mengakui, ada kendala suplai telur yang terputus sejak tiga hari lalu. Kapal-kapal yang biasa menyuplai telur ini tertunda keberangkatannya akibat cuaca.

Namun ia memperkirakan sekitar tanggal 21 Desember akan mulai ada kapal sembako yang merapat ke ranai. Harga dikatakannya masih stabil.

"Ya telur memang suplai nya putus sejak tiga hari ini. Tapi masih ada stok di beberapa toko. Informasinya tanggal 21 Desember kapal masuk. Mudah-mudahan tidak mempengaruhi harga. Saat ini masih stabil," tukas Akmal.

Selain kelangkaan telur, tim ini juga menemukan beberapa produk kadaluwarsa di pasaran. 

Kasat Reskrim Polres Natuna, AKP Edi Wiyanto menuturkan, sejauh ini stok ketersediaan sembako mencukupi jelang akhir tahun.

"Sejauh ini ketersediaan dan harga sembako tidak ada masalah. Kami meninjau pasar tradisional dan supermarket, tapi kami menemukan beberapa produk kadaluwarsa, kita minta pedagang untuk memperhatikan hal ini," ujar Edi, yang mengetuai tim Satgas.

"Jika ditemukan hal-hal yang menyalahi hukum dan aturan, pastinya akan kami lanjutkan," tambah Edi.

Tim kembali akan melakukan sidak lanjutan jelang akhir tahun untuk memastikan tidak ada kelangkaan saat momen natal dan tahun baru. 

Beberapa lokasi penjualan daging ayam, daging sapi, cabai dan gudang beras dipantau.

Kenaikan harga cukup mencolok hanya tampak pada ikan. Hal ini karena menurunnya pasokan dari nelayan yang mayoritas tidak melaut karena musim utara di akhir tahun.

 "Ikan musim utara ini sedikit. Nelayan banyak yang tidak melaut karena gelombang tinggi. Misalnya jenis ikan karang, biasanya Rp25 ribu per kilo, kalay sekarang bisa Rp30 ribu sampai Rp40 ribu," sebut Adi, salah seorang pedagang.

(Fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews