Mesir Diserang, 41 Negara Aliansi Militer Islam Umumkan Perang Total terhadap Teroris

Mesir Diserang, 41 Negara Aliansi Militer Islam Umumkan Perang Total terhadap Teroris

Pangeran mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bersama delegasi dari negara-negara koalisi militer Muslim. (Foto: Ist/Reuters)

BATAMNEWS.CO.ID, Riyadh - Negara-negara Koalisi Militer Islam Kontra Terorisme (IMCTC) mengumumkan perang total terhadap terorisme. IMCTC atau dikenal juga dengan nama Aliansi Militer Islam (IMA) yang dipimpin Arab Saudi ini menyatakan perang ditujukan terhadap teroris, bukan pada negara atau sekte tertentu.

Pembentuk aliansi, Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, berjanji untuk melenyapkan teroris dari muka bumi dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

IMA dibentuk pada tahun 2015 tanpa Iran dan Indonesia. 

Pengumuman perang terhadap terorisme itu disampaikan Pangeran Mahkota Saudi dalam pidato sambutan konferensi IMCTC di Riyadh. ”Hari ini kita mulai mengejar terorisme, dan kita melihat kekalahannya di banyak sisi di dunia, terutama di negara-negara Muslim,” katanya.

“Kami akan terus berjuang sampai kita melihat kekalahannya,” lanjut putra Raja Salman tersebut, yang dikutip Russia Today, Senin (27/11/2017).

“Di tahun-tahun sebelumnya, terorisme telah aktif di semua negara kita, ini berakhir hari ini, dengan aliansi ini,” ujarnya.

Deklarasi perang melawan teroris ini berselang beberapa hari setelah serangan bom dan serangan mengguncang Masjid Al-Rawdah di Sinai Utara, Mesir, usai salat Jumat pekan lalu. Serangan bom dan penembakan brutal tersebut menewaskan lebih dari 300 orang.

Anggota Aliansi Militer Islam secara resmi terdiri dari 41 negara, tidak termasuk negara-negara dengan pemerintah yang didominasi Syiah, seperti Iran, Irak atau Suriah. Namun, lantaran Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain sedang berseteru dengan Qatar, delegasi Doha tidak hadir di KTT tersebut pada hari Minggu.

”Ancaman terbesar dari terorisme dan ekstremisme tidak hanya membunuh orang-orang yang tidak bersalah dan menyebarkan kebencian, tapi juga menodai reputasi agama kita (sebagai agama damai) dan mendistorsi kepercayaan kita,” kata Pangeran Mahkota Saudi. ”Kami tidak akan membiarkan ini terjadi.”

Pada bulan Mei lalu, selama KTT Arab-Islam-AS, negara-negara koalisi Islam yang dipimpin oleh Saudi sepakat untuk mencadangkan 34.000 tentara guna operasi anti-terorisme di Irak dan Suriah. Namun, pertempuran kunci melawan teroris di negara-negara tersebut sekarang berakhir, karena militer Irak dan Suriah terus menumpas sisa-sisa teroris di wilayah mereka.
 
Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman mengatakan, serangan terhadap sebuah masjid di Mesir yang menewaskan lebih dari 300 orang akan menggembleng sebuah koalisi militer Islam. 

"Serangan hari Jumat di Mesir adalah kejadian yang sangat menyakitkan dan harus membuat kita merenung dengan cara internasional dan kuat peran terorisme dan ekstremisme ini," kata Pangeran Muhammad kepada para delegasi.

Orang-orang bersenjata yang membawa bendera ISIS menyerang masjid di Sinai Utara. Kelompok negara-negara Muslim, yang disebut Koalisi Anti Terorisme Militer Islam, belum mengambil tindakan tegas terhadap serangan ini.

Para pejabat mengatakan bahwa kelompok tersebut akan mengizinkan anggota untuk meminta atau menawarkan bantuan satu sama lain untuk memerangi militan. Ini bisa termasuk bantuan militer, bantuan keuangan, peralatan atau keahlian keamanan. Kelompok tersebut, yang akan memiliki basis permanen di Riyadh, juga akan membantu memerangi pendanaan dan ideologi teroris.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews