Kelompok Teroris Papua Tolak Negosiasi, Pasukan Elit TNI Siap-siap

Kelompok Teroris Papua Tolak Negosiasi, Pasukan Elit TNI Siap-siap

Pasukan Raider TNI AD. (foto: istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Tembagapura - Upaya negosiasi antara aparat dengan kelompok bersenjata yang menyandera sekitar 1.300 warga di Papua mengalami jalan buntu. Aparat mengaku kesulitan berkomunikasi dengan pimpinan kelompok tersebut karena menolak berkomunikasi dengan pihak luar. 

"Pimpinan kelompok tersebut tak mau berkomunikasi tapi aparat terus berusaha," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2017).

Setyo mengatakan, tim gabungan antara Polri dan TNI mencoba menghubungi pimpinan kelompok kriminal bersenjata. Sayangnya, kelompok tersebut tidak membuka ruang komunikasi. Padahal, upaya negosiasi dilakukan agar tidak timbul korban yang lebih banyak.

Saat ini, kata Setyo, hanya perempuan yang diberi akses ke luar kampung untuk berbelanja bahan makanan. Namun, laki-laki tidak diberikan akses dan dilarang keluar dari wilayah tersebut. "Warga masih baik-baik saja. Memang secara fisik mereka tak mendapatkan kekerasan, tapi secara psikis orang dilarang dibatasi kan ada," ungkapnya.

Kelompok teroris yang menyandera warga di Kampung Kimbely dan Banti diidentifikasi pihak Polda Papua memiliki 30 pucuk senjata api baik laras panjang dan revolver. Selain itu, kelompok ini juga dipersenjatai oleh panah dari bambu yang ujungnya dibuat berulir sehingga dapat menewaskan seseorang jika mengenai sasaran yang mematikan. 

"Kelompok Kriminal Bersenjata diperkirakan memiliki sekitar 30 (tiga puluh) pucuk senjata api (senpi) yang merupakan hasil rampasan dari TNI dan Polri. Selain itu mempersenjatai diri dengan senjata tradisional seperti panah," kata Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar.

Tindakan Kepolisian yang dilakukan, kata Boy Rafli, yakni melakukan negosiasi dengan melalui para tokoh yang ada di daerah tersebut.

Pasukan Elit Siap-siap

Sementara Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih menurunkan satuan elit untuk upaya membebaskan 1.300 warga di Desa Kimbely dan Banti yang disandera kelompok kriminal bersenjata. Pasukan elit berkualifikasi Raider tersebut telah siap untuk menjalankan operasi secara tertutup.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi Nubic mengatakan, seluruh potensi yang dimiliki Kodam XVII Cenderawasih baik dari unsur pasukan tempur (baik infanteri biasa maupun Raider), teritorial, hingga bantuan tempur telah dikerahkan untuk membebaskan warga Desa Kimbely dan Banti yang disandera kelompok kriminal bersenjata. 

"Pasukan kita (Kodam) telah siap di posnya masing untuk melakukan tindakan jika diperlukan. Saat ini kita masih lakukan langkah-langkah persuasif terlebih dahulu," kata Kapendam, Jumat.,
 
Selain itu juga telah dikerahkan pasukan elite dari Brigade Infanteri 20/Ima Jayakeramo yang memiliki kemampuan lintas udara dan berkualifikasi Raider. Dimana pasukan ini terdiri dari Yonif Raider 754/Eme Neme Kangasi yang bermarkas di Timika, Yonif Raider 755/Yalet, Yonif Raider 756/Winame Sili. 

Pihaknya juga telah menyiagakan unsur bantuan tempur yang langsung dibackup satu Detasemen Kavaleri Khusus (panser) dari Denkav 3/Srigala Ceta.

"Seluruh potensi telah kita kerahkan sesuai perintah Panglima TNI, kalau untuk operasi di lapangan tergantung komandan satuan. Karena operasinya bisa saja tertutup. Jadi tidak bisa diungkapkan di sini, " timpal Perwira menengah Kodam Cenderawasih ini.  

Hingga saat ini, aparat menyebut kelompok tersebut dengan kelompok kriminal bersenjata bukan teroris.

(ind)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews