200 Hektare Hutan Lindung dan Mangrove Akan Disulap Jadi Tempat Wisata Budaya

200 Hektare Hutan Lindung dan Mangrove Akan Disulap Jadi Tempat Wisata Budaya

Warga melihat lokasi kampung Tanah Merah di Kecamatan Teluk Bintan, Bintan. (foto: ary/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Bintan - Kabupaten Bintan telah dikenal memiliki segudang potensi di bidang pariwisata. Sehingga mampu menyumbangkan angka kunjungan wisatawan mancanegara dan lokal tertinggi kedua setelah Pulau Bali.

Tahun ini, Pemkab Bintan akan menggenjot lagi sektor yang berhasil menyumbang 80 persen keuntungan bagi PAD itu. Salah satunya dengan eksplorasi kawasan hutan lindung dan mangrove di Kampung Tanah Merah, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan.

Rencananya, lahan seluas 200 hektare di Kaki Gunung Bintan itu akan disulap menjadi tempat wisata bernuansa budaya satu-satunya di Kabupaten Bintan. Bahkan rencana itu telah dipromosikan di dua negara yaitu Singapura dan Hongkong.

Kepala Badan Pengusaha (BP) Kawasan Bintan, Mohammad Saleh Umar mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan lahan seluas 200 hektare di Kampung Tanah Merah untuk membangun kawasan wisata baru bernuansa budaya.

"Kami sudah survei kesana. Alhamdulillah pemilik lahan di kampung itu udah bersedia melepaskan lahannya untuk proyek ini," ujarnya, kemarin.

Saleh yakin rencana ini terealisasi. Makanya akses jalanan menuju lokasi wisata baru itu juga digesa penyelesaiannya. Jalanan itu nantinya digunakan untuk kemudahaan para pengusaha juga untuk aktivitas masyarakat disana.

"Mudah-mudahan kami dapat investor yang mau bangun wisata berkonsep budaya Melayu di sana. Jika sudah dapat barulah rencana ini bisa terealisasikan," katanya.

Wakil Bupati Bintan, Dalmasri Syam mendukung wacana BP Kawasan Bintan menyulap Kampung Tanah Merah, Desa Penaga menjadi kawasan pariwisata bernuansa budaya. Kedepannya pemerintah akan upayakan seoptimal mungkin untuk memberikan kemudahaan bagi pengusaha untuk berinvestasi.

"Ini rencana yang sangat baik. Karena wisata bernuansa budaya ini menguatkan kembali budaya lokal yang kita punya," ujarnya. 

Kawasan wisata berkonsep budaya melayu ini akan menjadi jembatan untuk memperkuat jati diri daerah ini. Karena melalui kawasan wisata inilah bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya asli sekaligus melestarikan warisan yang ada. Kemudian juga akan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.

"Selama ini kita ekspose terus wisata kita ke mata dunia. Namun tidak menyadari adanya budaya asing yang masuk dari wisatawan. Makanya melalui konsep wisata inilah kita pertahankan budaya lokal," tutupnya. 

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews