Jurnalis Pembongkar Skandal Panama Papers Tewas Dibom

Jurnalis Pembongkar Skandal Panama Papers Tewas Dibom

Daphne Caruana Galizia, jurnalis asal Malta yang membongkar kasus korupsi di negaranya (Foto: Daily Beast)

BATAMNEWS.CO.ID - Daphne Caruana Galizia, jurnalis asal Malta yang membongkar kasus korupsi di negaranya, tewas dibom. Galizia dilaporkan sedang mengendarai Peugeot 108-nya kemarin sore saat tiba-tiba saja kendaraan tersebut meledak. Rupanya, mobil tersebut sudah dipasangi alat peledak.

Sebelum tewas, Galizia sempat mengajukan laporan ke polisi karena mengaku seringkali diancam akan dibunuh oleh orang tak dikenal.

Galizia diketahui merupakan jurnalis yang memimpin pembocoran data berjuluk Panama Papers, sebuah skandal korupsi yang melibatkan tidak hanya pejabat tinggi dan politisi Malta tetapi juga pemimpin dunia. 

Selain itu, Galizia pun mengelola sebuah blog yang sangat populer bertajuk "Running Commentary" untuk membongkar kasus korupsi kelas kakap. Oleh sebab itu, Galizia dijuluki sebagai 'WikiLeaks Wanita'. 

Dalam unggahan terakhirnya, Galizia menuding Perdana Menteri Malta Joseph Muscat dan dua asisten terdekatnya mengeruk keuntungan dari sebuah perusahaan cangkang untuk menyimpan uang keluarga penguasa di Azerbaijan. Namun Muscat membantah tuduhan tersebut.

Hingga berita tewasnya Galizia merebak, belum ada klaim dari kelompok atau individu atas serangan ini. Namun, sejumlah pihak turut mengecam serangan barbar tersebut. Mascat selaku perdana menteri pun telah meminta polisi untuk mengerahkan penyelidikan dan mengidentifikasi pelaku pembunuhan ini.

"Semua orang tahu Nona Caruana Galizia adalah kritikus yang sangat keras terhadap saya, baik secara politik maupun pribadi. Namun saya tetap mengecam serangan ini, karena tidak ada satupun yang bisa membenarkan tindakan biadab ini," kata Mascat dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Guardian, Selasa (17/10).

Mascat menambahkan, kini petugas FBI sedang dalam perjalanan ke Malta untuk membantu penyelidikan peristiwa nahas tersebut, menyusul permintaan bantuan yang dia ajukan ke Amerika Serikat.

Sementara itu, Ketua Partai Nasionalis, Adrian Delia berpendapat, pembunuhan ini terjadi karena ada kaitannya dengan pembocoran yang sering dilakukan oleh Galizia.

"Pembunuhan berbau politik telah terjadi hari ini. Apa yang terjadi bukanlah pembunuhan biasa, melainkan sebuah konsekuensi dari runtuhnya aturan hukum yang telah terjadi selama empat tahun terakhir," paparnya

(snw)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews