Setelah Bekasi, Ribuan Pasutri di Tangerang Bercerai Gara-gara Medsos

Setelah Bekasi, Ribuan Pasutri di Tangerang Bercerai Gara-gara Medsos

Ilustrasi. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Tangerang - Angka perceraian yang dipengaruhi media sosial makin banyak. Setelah di Bekasi, kali ini ribuan pasangan suami istri bercerai lantaran sibuk dengan medsos.

Pengadilan Negeri (PN) Agama Tangerang mencatat sepanjang 2016 lalu angka perceraian di Kota Tangerang mencapai 7.109 kasus. Sebanyak 549 kasus cerai diajukan pihak suami dan 1.610 kasus diajukan oleh istri.

BACA: Bukan Lagi Faktor Ekonomi, Ribuan Pasutri di Bekasi Bercerai Gara-gara Sosmed

Panitera Pengadilan Negeri (PN) Agama Tangerang Drs Mukhtar mengatakan, kasus cerai dibagi menjadi dua, pertama yang diajukan suami namanya talak. Kedua yang diajukan istri atau gugatan.

"Cerai ada yang diajukan oleh suami disebut cerai talak, jumlahnya tahun 2016 itu sebanyak 549 kasus," kata Mukhtar, di PN Agama Kota Tangerang, Selasa (4/10/2017). 

Para suami, mengajukan cerai talak karena sejumlah sebab. Di antaranya kasus cerai talak suami disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga oleh istri. "Jadi bukan hanya seorang istri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Suami juga ada yang menjadi korban kekerasan oleh istri. Tetapi kasus ini kecil, hanya 25% saja," jelasnya.

Selebihnya adalah istri yang melalaikan tanggung jawabnya sebagai istri, selingkuh dengan mantan pacarnya lewat media sosial Facebook, dan terlalu banyak main medsos di smartphone setiap harinya.

"Ada juga yang gara-gara medsos. Jadi istrinya setiap hari, siang dan malam, kerjaannya hanya main HP saja. Anaknya mau makan dan mandi, semuanya suruh pembantunya," ungkap Mukhtar.

Sedang gugat cerai yang diajukan oleh istri jumlahnya lebih besar dua kali lipat dari cerai talak yang diajukan suami. Angkanya mencapai 1.610 kasus. Rata-rata, gugatan itu dilakukan karena penghianatan.

"Cerai yang diajukan oleh istri atau cerai gugat sebanyak 1.610 kasus. Kalau yang diajukan oleh istri, berarti seorang perempuan merasa dikhianati, disia-siakan dan tidak dipedulikan suami," jelasnya.

Beberapa kasus juga menyebutkan gugatan cerai seorang istri disebabkan oleh medsos. Melalui jejaring sosial Facebook, suami mereka bermain mata dengan wanita idaman lainnya.

"Ada wanita yang dianggap lebih baik atau cantik, sehingga istrinya merasa dikhianati, ditelantarkan, dan lain-lainnya. Padahal, istrinya ada yang menjadi tulang punggung keluarga," sambungnya.

Mukhtar menuturkan, mereka rata-rata didominasi oleh pasangan muda yang merasa lebih mampu. Namun ada juga yang dewasa. "Kalau kita cermati, bahwa penyebab perceraian itu masalah komunikasi dan adanya pihak ketiga, karena sekarang lebih mudah munculnya pihak ketiga ini yang didapati dari medsos," ungkapnya.

Meski demikian, dia tidak menyalahkan medsosnya. Apalagi, saat ini eranya dunia digital. Di mana perkembangan teknologi komunikasi berkembang pesat. Dia lebih condong melihat faktor manusianya.

"Buktinya ada juga keluarga yang adem-ayem saja. Tidak terpengaruh dengan keberadaan medsos dan internet. Buktinya saya, lewat medsos dan internet, kerja menjadi lebih mudah," ucapnya.

Dia berharap, masyarakat dapat lebih pintar dalam menggunakan medsos dan internet dengan mengambil sebanyak mungkin hal-hal yang positif dan menjaga keutuhan rumah tangganya bersama.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews