Jelang Pilwako Tanjungpinang 2018

Lis-Syahrul Pecah Kongsi, Maya Merapat

Lis-Syahrul Pecah Kongsi, Maya Merapat

Syahrul dan Lis Darmansyah dalam sebuah acara resmi di Tanjungpinang. Keduanay kemungkinan besar menjadi rival di Pilwako. (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Tanjungpinang - Menjelang pemilihan Walikota Tanjungpinang 2018 mendatang, nama Maya Suryanti kembali menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Putri dari mantan Walikota Tanjungpinang itu dikabarkan berpasangan dengan Lis Darmansyah melalui partai PDI Perjuangan.

Sebelumnya, Maya Suryanti adalah rival Lis Darmansyah pada pemilihan wali kota tahun 2012 yang lalu. Paska kalahnya Maya Suryanti-Tengku Dahlan, nama Maya nyaris tenggelam.

Sementara itu, Lis-Syahrul hampir dipasti tidak akan bersama lagi, usai pasangan ini menuntaskan tugasnya pada 2018 mendatang. Pecah kongsi Lis-Syahrul juga makin nyata dengan munculnya Maya Suryanti yang akan mendamping Lis Darmansyah di Pilwako mendatang.

Menurut Pengamat Politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Raja Haji Tanjungpinang, Zamzami A Karim, partai PDI P memilih Maya untuk berpasangan dengan Lis Darmansyah, dengan harapan dapat menambah suara dari Maya. Maya pada Pilwako 2012 yang lalu memperoleh suara terbanyak nomor dua setelah Lis-Syahrul.

Selain berharap dari suara Maya, lanjut Zamzami, ia menilai partai PDI-P ingin memafaatkan pengaruh dari mantan Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, yang diangap masih memiliki pengaruh terhadap masyarakat Kota Tanjungpinang terutama kaum wanita. 

Sebelumnya, kata Zamzami, ada tiga orang kadidat yang akan dipasangkan dengan Lis melalui partai PDI P yakni, Syahrial, Adnan dan Maya Suryanti. Dari tiga calon tersebut Maya Suryanti merupakan calon terkuat berpasangan dengan Lis.

Ia menilai, harapan PDI-P itu belum tentu bisa terpenuhui karena situasinya sudah berbeda, karena pada 2012 yang lalu Maya diusung oleh partai yang kuat seperti, PKS, Golkar, PPP dan partai besar lainnya, pada waktu itu Partai Golkar dan PKS mempunyai jaringan yang kuat untuk meraup suara. 

Tapi Maya yang sekarang adalah maya yang masih tidak berkembang (modal politiknya-red), meskinya dengan memperoleh suara terbanyak nomor dua itu, sudah menjadi modal politik, tapi ia tidak kembangkan dan tidak dipelihara modal politiknya itu.  

Hal itu terbukti, lanjut Zamzami, setelah Pilwako 2012 yang lalu, Maya sama sekali tidak terlibat dan tidak menyetuh aktivitas-aktivitas politik, jadi Ia menyingkir dari dunia politik, dan fokus di dunia bisnisnya.

Bahka ia juga jarang terlihat dalam aktivitas sosial. “Jadi Lis Darmansyah mengaet maya itu hanya untuk mendapatkan pasangan saja,” ujar Zamzami.

Menurut perkiraan Zamzami, di Pilwako 2018 mendatang, akan lebih dari tiga pasangan yang ikut bertaruh, tapi itu katanya, masih dinamis karena kemungkinan orang akan bersama-sama menumbangkan Lis dengan berkoalisi bersama atau masing-masing mencalonkan diri, kalau masing-masing kader partai mencalonkan diri, itu merupakan suatu keuntungan bagi pasangan Lis. Tapi kalau masing-masing partai sepakat untuk berkoalisi hanya mengusung satu calon saja, maka itu akan berat Lis untuk melawannya.

Sementara itu Syahrul hingga saat ini belum memutuskan berpasangan dengan siapa. Nama Ade Angga dan Ing Iskandar pasangan paling berpotensi mendampingi Syahrul. Hanya saja, Syahrul tampaknya masih menunggu momen yang tepat untuk deklarasi.

AFRIADI

 

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews