Prancis dan AS Sepakat Aksi Militer Terhadap Rohingya Adalah Genosida

Prancis dan AS Sepakat Aksi Militer Terhadap Rohingya Adalah Genosida

Presiden Prancis Emmanuel Macron. (foto: ist/net)


BATAMNEWS.CO.ID, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut tindakan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya adalah genosida. Dia mendesak PBB untuk segera bertindak guna menyelesaikan kekerasan terhadap etnis minoritas di Myanmar itu.

Dalam sebuah wawancara dengan TMC di New York, Macron menyatakan, Prancis akan bekerjasama dengan seluruh negara anggota PBB untuk membantu menyelesaikan apa yang disebut dengan pembersihan etnis tersebut.

"Prancis akan bekerja sama dengan mitranya di Dewan Keamanan (DK PBB) untuk mengambil inisiatif agar PBB mengutuk pembersihan genosida dan etnis yang terus berlanjut," kata Macron dalam wawancara tersebut.

"Kita harus mengutuk pemurnian etnis yang sedang berlangsung dan bertindak," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (21/9/2017).

Sebelumnya, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence, juga mengecam apa yang disebut sebagai eksodus bersejarah Rohingya dari Myanmar ke Bangladesh. Hal itu diungkapkannya dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB.

Dalam pertemuan tersebut, Pence mengatakan bahwa dunia tengah menyaksikan sebuah tragedi besar yang sedang berlangsung di Myanmar.

"Baru-baru ini, pasukan keamanan Myanmar menanggapi serangan militan di pos terdepan pemerintah dengan kebiadaban yang mengerikan, desa yang terbakar, yang mengusir orang-orang Rohingya dari rumah mereka," kata Pence. 

"Gambaran tentang kekerasan dan korbannya telah mengejutkan orang Amerika, dan orang-orang baik di seluruh dunia," sambungnya seperti dikutip dari Voice of America, Kamis (21/9/2017).

Selama bulan lalu, lebih dari 400 ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar, di mana mereka menghadapi pelanggaran hak asasi manusia dan diskriminasi. Pence mencatat bahwa puluhan ribu orang yang melarikan diri dengan berjalan kaki adalah anak-anak.

Pence mencatat bahwa Sekretaris Negara AS Rex Tillerson telah berbicara dengan pemimpin sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi, tentang pengungsi Rohingya. AS telah mendesak pasukan militer dan keamanan Myanmar untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan.

"Sementara kami menyambut komentar Aung San Suu Kyi bahwa mengembalikan pengungsi tidak ada yang perlu ditakutkan," kata Pence. 

"Amerika Serikat memperbaharui seruan kami pada pasukan keamanan Myanmar untuk segera mengakhiri kekerasan mereka dan mendukung usaha diplomatik untuk solusi jangka panjang," seru Pence.

Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, yang juga menyebut pembunuhan aksi di Myanmar sebagai genosia, sekitar 3.000 orang Rohingya telah tewas dalam tindakan keras tersebut.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews