Myanmar Tanam Ranjau Darat, Anak-anak Pengungsi Rohingya Terluka

Myanmar Tanam Ranjau Darat, Anak-anak Pengungsi Rohingya Terluka

Pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Dhaka - Myanmar diduga sebagai pihak yang menanam ranjau darat di wilayah yang berbatasan dengan Bangladesh selama tiga hari terakhir. Tujuannya, untuk mencegah ribuan warga etnis Rohingnya yang melarikan diri kembali ke Rakhine.

Dugaan ini muncul dari laporan Reuters yang mengutip dua sumber pemerintah di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka.

Salah satu sumber mengatakan bahwa tujuan Myanmar menanam ranjau darat memang untuk mencegah agar para warga Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan di negara bagian Rakhine tidak kembali lagi.

Pemerintah Bangladesh pada hari Rabu secara resmi mengajukan protes yang menentang penanaman ranjau darat yang begitu dekat dengan perbatasan.  

Sejak kekerasan terbaru pecah di Rakhine di Myanmar, hampir 400 orang telah terbunuh. Data ini yang diakui militer Myanmar, meski aktivis di Rakhine menyebut ada sekitar 1.000 warga yang tewas dengan mayoritas warga sipil Rohingya.

Kekerasan itu juga membuat ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

”Mereka menempatkan ranjau darat di wilayah mereka di sepanjang pagar kawat berduri, di antara serangkaian pilar perbatasan,” kata sumber kedua kepada Reuters, yang dilansir Kamis (7/9/2017).

Kedua sumber tersebut mengatakan bahwa Bangladesh mengetahui tentang ranjau darat melalui bukti dan informan foto.

”Pasukan kami juga telah melihat tiga sampai empat kelompok yang bekerja di dekat pagar kawat berduri, memasukkan sesuatu ke dalam tanah,” imbuh sumber pemerintah Bangladesh. ”Kami kemudian mengonfirmasi dengan informan kami bahwa mereka menelurkan ranjau darat.”

Sumber tersebut tidak menjelaskan apakah kelompok tersebut berseragam atau kubu militer Myanmar atau bukan. Namun, mereka yakin penanam ranjau bukan warga Rohingya. 

Manzurul Hassan Khan, seorang petugas penjaga perbatasan Bangladesh, mengatakan kepada Reuters bahwa dua ledakan terdengar pada hari Selasa di wilayah Myanmar di dekat perbatasan.

Dua ledakan serupa juga terdengar pada hari Senin dan telah memicu spekulasi bahwa pasukan Myanmar telah meletakkan ranjau darat.

Menurut Khan, ledakan ranjau itu telah membuat anak-anak Rohingya yang melarikan diri dari Rakhine terluka.

Myanmar Rayu Rusia dan China

Myanmar mengatakan, pihaknya sedang melakukan negosiasi dengan China dan Rusia untuk memastikan kedua negara itu memblokir setiap kecaman dari Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai kekerasan yang telah memaksa eksodus hampir 150 ribu Muslim Rohingya ke Bangladesh dalam waktu kurang dari dua minggu.

Penasihat Keamanan Nasional Myanmar Thaung Tun mengatakan, Myanmar mengandalkan China dan Rusia, yang merupakan anggota tetap DK PBB dan pemegang hak veto, untuk menghalangi resolusi DK mengenai krisis tersebut.

"Kami sedang bernegosiasi dengan beberapa negara sahabat untuk tidak membawanya ke DK PBB. China adalah teman kita, dan kita memiliki hubungan persahabatan yang sama dengan Rusia, sehingga tidak mungkin masalah itu berlanjut," ucap Thaung, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (6/9/2017).
 
(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews