Tragedi Rohingya

Korban Pembantaian oleh Militer Myanmar Melonjak Jadi 1.000 Orang

Korban Pembantaian oleh Militer Myanmar Melonjak Jadi 1.000 Orang

Pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, New York - PBB menyatakan, berdasarkan data yang mereka miliki saat ini, sudah lebih dari 80 ribu Muslim Rohingnya yang melarikan diri ke Bangladesh. Muslim Rohingnya memutuskan untuk keluar dari Myanmar setelah adanya operasi pembersihan yang dilakukan oleh tentara Myanmar.

"Sebanyak 87 ribu pengungsi Rohingya tiba di Bangladesh sejak kekerasan meletus di negara tetangga Myanmar pada 25 Agustus lalu," kata PBB dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Russia Today pada Senin (4/9/2017).

"Sekitar 20 ribu pengungsi lainnya berkumpul di perbatasan antara Bangladesh dan negara bagian Rakhine, Myanmar barat, dan menunggu untuk masuk ke Bangladesh," sambungnya.

Dhaka sendiri sejatinya menyatakan tidak akan lagi menerima pengungsing Rohingnya, dan mulai meningkatkan kontrol perbatasan setelah putaran terakhir kekerasan dimulai 10 hari yang lalu.

Namun dalam beberapa hari terakhir, penjaga perbatasan Bangladesh tampaknya mengizinkan pengungsi yang melarikan diri tersebut masuk, dan PBB mengatakan bahwa beberapa orang yang baru datang melaporkan bahwa tidak ada upaya untuk mencegah mereka menyeberang. 

Aktivis HAM Rohingya mengungkap bahwa sekitar 1.000 warga Rohingya, terutama warga sipil, telah dibantai tentara Myanmar. Sementara itu, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi semakin tersudut, di mana para pemimpin sejumlah negara menekannya untuk menghentikan kekerasan di negara bagian Rakhine.

Pengungkapan data baru oleh aktivis untuk menyangkal klaim militer yang hanya mengakui bahwa 399 orang tewas dalam konflik terbaru di Rakhine.

”Ada 1.000 orang Rohingya yang dikonfirmasi yang telah dibunuh oleh tentara Burma (Myanmar) dan jumlah korban tewas tersebut mungkin jauh lebih tinggi,” kata Tun Khin, Presiden Organisasi Rohingya Burma.

”Militer membakar banyak desa. Mereka melempar anak-anak ke dalam api,” katanya lagi kepada The Telegraph.

Laporan korban sipil didukung oleh petugas bantuan di Bangladesh yang mengatakan kepada AP bahwa lebih dari 50 pengungsi telah tiba dengan luka tembak. Banyak juga yang menderita penyakit pernafasan dan kekurangan gizi. 

Seorang pengungsi yang sampai di Desa Shah Porir Dwip, Bangladesh, menceritakan ada warga Rohingya yang dibakar hidup-hidup dan bom diledakkan di dekat rumah warga.

”Militer Rakhine dan ekstremis membakar kami, membakar kami, membuat desa kami terbakar,” kata pengungsi yang hanya memberi nama depannya, Karim, yang dilansir Senin (4/9/2017).

Surat kabar Global New Light Myanmar yang dikelola negara tersebut mengakui bahwa total 2.625 rumah warga Rohingya di Desa Kotankauk, Myinlut dan Kyikanpyin dan dua bangsal di Maungdaw dibakar habis. Tapi, media pemerintah itu menyalahkan kelompok militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) sebagai pelakunya.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews