BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Orangtua Angky Piter Mandang, korban tewas aksi begal di Bukit Dam Mukakuning mendatangi Direktorat Kriminal Umum Polda Kepri, Batu Besar, Nongsa Selasa (22/8/2017). Dengan ditemani dosen STT Real Batam Daniel Sihombing dan Juni kakak perempuan Angki Piter, mereka menanyakan perihal penyelidikan kasus begal yang ditangani oleh Polsek Sei Beduk.

Angky Piter dan Astriani menjadi korban begal usai pulang dari kegiatan Gereja di Top 100 Tembesi, Kamis (18/7/2017).

Dua mahasiswa STT Real Batam, jadi korban begal saat hendak pulang menuju mess di Sukajadi di depan Dam ATB Bukit Daeng. Pelaku diduga menggunakan sepeda motor MegaPro.

Akibat kejadian itu keduanya mengalami luka cukup parah.

Astreani dan Angki Pieter mengalami patah tulang kaki. Astreani patah kaki kiri, sedangkan Pieter mengalami patah di kedua kakinya. Mereka diduga sudah diincar sejak berkendaraan dari Batuaji ke mess mahasiswi di Sukajadi.

Di tengah perjalanan di Bukit Daeng, pelaku beraksi. Mereka terjatuh dan mengalami patah kaki. Akhirnya, Angki Piter meninggal dunia setelah sepekan lebih dirawat dan Astreani dibawa berobat ke kampung halamannya di Mentawai.

"Saya datang ke Direktorat Kriminal Umum untuk menjumpai langsung Pak Direktur Krimum Polda Kepri Kombes Pol Lutfi Martadian menanyakan perkembangan kasus penyelidikan kasus anak saya Angki Piter Mandang," ujar Ana, ibu Angki Piter kepada batamnews.co.id, Selasa (22/8/2017).

Ana menuturkan, saat ini masih merasakan kehilangan putranya yang baru dikebumikan di lahan makam milik Gereja Bethel Indonesia, Rayon Misi di Batu 16, Tanjungpinang, Sabtu (19/8/2017) lalu.

"Saya masih teringat anak saya dan belum bisa melupakan kejadian itu," kata Ana.

Ana berharap, semoga pertemuan dengan Dirkrimum Polda Kepri, bisa ada kabar sejauh mana penanganan kasus Angki Piter ini yang sudah dilaporkan ke Polsek Sei Beduk.