Melonjak Drastis, Harga Garam di Tanjungpinang Tembus Rp 7.000/Kg

Melonjak Drastis, Harga Garam di Tanjungpinang Tembus Rp 7.000/Kg

Ilustrasi petani garam (foto : istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Tanjungpinang - Harga garam di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau melonjak drastis, naik hingga naik 250 persen.

"Garam yang dijual pedagang naik dari Rp 2.000 per kg menjadi Rp 7.000 per kg. Itu kondisi terakhir hasil pengawasan petugas kami di lapangan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat, Juramadi Esram dikutip dari Antara, Rabu (2/7/2017).

Esram menjelaskan kenaikan harga garam bukan hanya terjadi di Tanjungpinang, melainkan hampir seluruh daerah yang bukan penghasil komoditas penyedap rasa.

Permasalahan itu, kata Esram, terjadi karena petani garam gagal panen.

"Untungnya, distributor dan pedagang masih memiliki stok lama sehingga tidak terjadi kelangkaan," katanya.

Sampai saat ini, kata dia, pemerintah belum memiliki data berapa kebutuhan garam di Tanjungpinang. Hal itu disebabkan garam bukan kebutuhan pokok.

"Kami mengimbau masyarakat berhemat, tidak menggunakan garam secara berlebihan," ucapnya.

Terkait ketergantungan garam dari daerah penghasil seperti Sumenep, Esram mengatakan, pihaknya mengupayakan menjalin kerja sama dengan petani garam di Flores. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan garam yang berujung pada ketidakstabilan harga komoditas tersebut.

"Kami akan jalin kerja sama dengan pengusaha garam di Flores. Mudah-mudahan ini dapat menekan harga garam," ujarnya.

Esram juga merasa heran kenapa sampai sekarang Kepri belum memproduksi garam yodium, padahal 96 persen wilayah itu terdiri dari lautan.

Ia berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama, Kepri, khususnya Tanjungpinang dapat memproduksi komoditas yang bersumber dari kekayaan laut.

Menurut Esram, di Tanjungpinang ada sejumlah pengusaha yang ingin mengembangan usaha menjadikan garam nonyodium menjadi beryodium. Namun sampai sekarang belum dapat dipastikan apakah hal itu diijinkan oleh pihak yang berwenang.

"Kalau usaha garam nonyodium di Tanjungpinang sudah ada, tetapi kan tidak boleh dijual," katanya.***

 

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews