Tragis, Galangan Kapal Tanjunguncang Sepi Bak Kuburan

Tragis, Galangan Kapal Tanjunguncang Sepi Bak Kuburan

Suasana sepi di galangan kapal Nippon Steel (Foto: Yogi ES/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Galangan kapal di Batam masih terpuruk. Kondisi ini terlihat jelas di sejumlah galangan kapal di Tanjunguncang, Batuaji, Batam, yang sepi bak kuburan. Sulit sekali menemukan aktivitas pembuatan kapal atau pun tak ada lagi hilir mudik para pekerja yang biasanya padat.

“Sekarang tinggal hanya 20 persen saja industri galangan kapal di Batam,” ujar seorang pelaku usaha galangan kapal kepada batamnews baru-baru ini. 

Kata wanita itu, industri galangan kapal meredup seiring berkurangnya pesanan dan kondisi perekonomian global yang lesu. “Tapi ada juga yang pindah ke negara lain,” imbuhnya.

Ratusan crane sepanjang pelabuhan Tanjung Uncang Batu Aji Kota Batam menjulang ke langit. Masing-masing ujunya ada yang mengarah ke timur, barat, selatan maupun utara. Kebanyakan dari crane berwarna merah kuning dan biru yang mulai pudar. Terlihat alat dengan beberbagai ukuran tersebut tidak bergerak sedikit pun, jangankan digerekan petugas digoyang angin pun tidak.

Di beberapa bagian crane terlihat karatan, ada yang di mesin pengeraknya ada juga di patahan tempat pengail crane bergantung. Bahkan bagian bawah crane, atau tempat pengemudi duduk sudah ditumbuhi rumput-rumput liar.

Di salah satu kawasan perusahaan shipyard alat-alat perusahan tidak lagi beroperasi semestinya. Seperti tongkang-tongkang yang tersusun rapi, mobil-mobil bus pengangkut karyawan, eskavator, pos penjaga yang berada di darat maupun yang memantau ketinggian. Semuanya tidak terawat, sudah berkarat dan juga ditumbuhi rumput-rumput liar.

Sekeliling kawasan perusahan masih tertutup pagar dengan rapi, hanya sedikit bagian pagar yang terlihat sebab sebagian lain sudah diselimuti rumput. Di dalam kawasan yang memproduksi galangan kapal itu tidak ada terlihat aktivitas pengerjaan proyek, hanya satu mobil pick up yang kadang-kadang melintas di area perusahaan.

Tidak jauh berbeda, dibagian gerbang masuk perusahaan kedai-kedai terlihat sudah mau roboh. Bahkan kedai tersebut dijadikan tempat parkir karyawan perusahaan supaya kendaraan mereka tidak kepanasan.

“Biasayanya dari dalam ada bunyi-bunyi sekarang tidak ada lagi,” ujar salah seorang warga yang melintas di daerah itu.

Batamnews.co.id mencoba masuk ke dalam kawasan perusahaan, namun pihak security tidak memberikan izin. “Tidak bisa masuk mas, harus ada izin dari atasan kami,” ujar Hadi Sugiyono salah seorang security PT Nippon Steel Batam.  

Ia pun membenarkan keadaan perusahaan sudah sepi proyek meskipun ada, itu hanya perawatan dan melanjutkan beberapa proyek yang dimulai tahun lalu. “Dulu penuh parkiran ini sampai keluar sini, sekarang di kedai itu aja,” ujarnya sambil menunjuk ke arah lapangan parkiran perusahan.

Sebagai petugas keamanan, Hadi berpikir ada sedikit harapan untuk kedepannya perusahan galangan kapalini bisa bangkit lagi dalam beberapa bulan ke depan. 

“Ya kita hanya bisa berharap bisa bangkit lagi lah perusahan galangan ini, karena banyak keluarga juga yang dihidupi,” ujar Hadi.

Hampir semua perusahaan galangan kapal Tanjung Uncang mengalami hal yang sama. Seperti di PT. ASL Shipyard Indonesia. Sepinya industri galangan ini turut dirasakan seorang pedagang yang berdagang di seputaran galangan kapal yang terbesar di Batam itu.

Sejumlah perusahaan galangan kapal yang tergolong kakap diantaranya, PT. Nippon Steel Batam, PT. Batamec Shipyard, PT. ASL Shipyard Indonesia, PT. Pandan Bahari Shipyard, PT Asia Bay Shipyard dan lainnya. Perusahaan-perusahaan tersebut kini sepi bak kuburan.***

(yes)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews