Kenalkan Makanan Khas Batam, Keripik Bayam yang Bikin Edan

Kenalkan Makanan Khas Batam, Keripik Bayam yang Bikin Edan

Seorang wanita memperlihatkan kemasan keripik Bayam Edan (Foto: Istimewa)

Siapa bilang Kota Batam yang beragam tidak memiliki makanan khas. Kali ini makanan khas Batam pertama hadir di kota industri, namanya Bayam Edan Keripik. Makanan berbahan daun bayam dikemas berbagai rasa. Mulai dari rasa ayam hingga rasa rendang.

Usaha Bayam Edan Keripik merupakan satu dari ratusan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kepri. Usaha yang sudah memiliki izin ini diinisiasi seorang mahasiswa Politeknik Negeri Batam Hafizh Faturrahman (24).

Tidak sama dengan usaha lainnya, mahasiswa jurusan Managemen Bisnis itu membangun dari nol. Mulai dari menjual keripik seharga Rp 1000  per bungkus hingga sekarang omsetnya bisa puluhan juta. 

Menjual keripik sudah dimulai Hafizh sejak semester tiga ketika kuliah di Politeknik Negeri Batam. Awal mula ia menjual keripik di asrama kampus, dengan sistem kedai jujur. 

"Dulu saya jual di asrama, tarok di asrama kemudian siapa yang mau beli tinggal masukan uangnya dalam kotak, atau istilahnya kedai jujur," ujar pria yang berasal dari Riau itu, Sabtu (29/7/2017). 

Keripik tersebut dibeli Hafizh dalam skala per kilo di Pasar Jodoh Batam. Kemudian ia bagi menjadi beberapa bungkus. Satu kilogram keripik bisa 60 kantong kecil, masing-masing kantong dijual Rp 1000 rupiah dengan modal satu Kg Rp 28.000,. Sehingga satu hari Hafizh bisa menghabiskan tiga kilo keripik, dengan untung bisa Rp 200 / hari.

Setela berjalan beberapa waktu, ia berencana mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Saat itu Hafizh masuk program keluarga kurang mampu di kampusnya. Ia pun mencoba mengembangkan usaha keripiknya lebih besar. Sambil menjajakan keripik ribuannya ia terus mencari inovasi untuk menciptakan keripik khas Batam yang tidak pernah ada orang lain membuatnya. 

Pertama pria kelahiran 1992 membuat keripik tempe. Keripik jenis ini ternyata sudah banyak diciptakan pengusaha lain. Kemudian salah seorang konsumennya yang juga dosen menyarankan untuk membuat keripik dari bayam. 

"Kita langsung trayler beberapa kali, sampai dua bulan untuk menyamakan rasa, sebelum akhirnya menemukan keripik yang benar-benar kita buat sendiri," ujarnya.

Akhirnya Hafizh menemukan rasa keripik khas ciptaannya. Uniknya keripik ini tidak hanya bentuk bayam yang digoreng pakai tepung, namun juga setiap bungkusan keripik memiliki rasa yang berbeda-beda.

"Kita pikir kalau keripik bayam campur tepung sudah biasa, kita lakukan inovasi dengan menciptakan beberapa rasa untuk setiap kemasan," ujarnya kepada batamnews.co.id.

Sampai saat ini Bayam Edan Keripik memiliki lima rasa diantaranya rasa cabe merah, cabe rawit, rasa ayam pedas, rasa rendang dan original.

Hafiz bersama keripiknya (Foto: Istimewa)

 

Niat Hafizh menjadikan usaha lebih baik dibuktikan dengan launchingnya Bayam Edan Keripik jatuh pada tanggal 5 Juni 2014, bertempatan acara MTQ Nasional XXV Tahun 2014 di Kota Batam Kepri. Ketika itu Hafizh memproduksi pertama produknya untuk dijual diacara tersebut. Acara yang berlangsung 10 hari itu ia manfaatkan untuk jualan sambil memperkenalkan keripik khasnya, dengan produksi 300 bungkus.

"Namun ketika acara itu, hari hujan membuat pejualan kita terhambat, kita tidak bisa menunggu pembeli distand maka kami jajakan lah keripik itu kepada pengunjung di sana," ujarnya menceritakan.

Pada acara tersebut keripiknya hanya habis 100 bungkus, ia pun terus melanjutkan penjualan ke acara bazar lainnya. Akhirnya 300 produksi pertama Haifzh laris terjual. 

Setelah itu ia mulai kembali meproduksi untuk dipasok ke toko oleh-oleh yang ada di Kota Batam. Ketika itu bisnisnya sempat fakum beberapa bulan, pasalnya toko oleh-oleh baru bisa bayar ketika akhir bulan. "Kalu sistem itu mana bisa uang kita berputar, makanya sempat fakum," jelasnya. 

Namun akhirnya usahanya kembali bangkit setelah mendapatkan pendanaan dari kampus melalui Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Politekni Negeri Batam yang berasal dari menteri pendidikan tinggi pusat."Kita dapat anggaran Rp 20 juta secara bertahap, itu yang membantu kita untuk kembali produksi," ujarnya.

Usaha keripik Hafizh kembali bergairah, untung yang didapat terus ia putarkan untuk memproduksi lebih banyak lagi. Sehingga ia bisa pasok kesemua toko oleh-oleh yang ada di Batam.

Sekarang ia bisa memasok keripiknya tersebut ke beberapa toko oleh-oleh seperti, Kek Pisang Villa, Nay Adam, dan lainnya. Setiap toko perbulan di pasok maksimal 300 bungkus, setiap bulan ludes terjual. 

Sampai sekarang Hafizh meraup omset bisa Rp 10 juta sampai Rp 14 juta setiap bulannya.

Sebelum berada di toko oleh-oleh yang ada di Kota Batam, Keripik Bayam Edan sudah memilik izin, salah satunya label halal dari MUI. 

Saat ini, selain berada di toko oleh-oleh Hafizh juga menjual via facebook dan intagram. Setiap hari minimal ada tiga bungkus yang memesan produknya melalui online.

Kedepan ia berencana terus mengembangkan usahanya, seperti menciptakan kemasan barus sehingga bisa di pasok juga di ritel-ritel yang ada di Kota Batam, seperti Alfamart dan Indomaret. "Bulan September besok insyallah produk kita sudah berada di ritel," paparnya. Selain itu ia juga akan mengembangkan usaha ini ke beberapa derah seperti Medan, Aceh dan Padang.

Tidak hanya menarik dari rasa, dikemasan kripik ini juga ada keunikan. Di bagian belakang kemasan keripik terdapat gurindam pasal ciri khas melayu ataupun Kepri. Salah satu baitnya berbunyi seperti ini "Barang siapa yang mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut, barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang...".

Jika anda tertarik mencoba kelezatan Keripik Batam Edan sambil menikmati bait gurindam ini silahkan menghubungi bayam edan melalui nomor 08126787898.***

YOGI ES

 

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews