Fakta-fakta Soal Yerusalem, Kota 3 Agama dan Masjid Al-Aqsa

 Fakta-fakta Soal Yerusalem, Kota 3 Agama dan Masjid Al-Aqsa

Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (foto: ist/net)

Yerusalem, nama itu begitu bergema di hati umat Muslim, Kristen dan Yahudi di seluruh dunia selama berabad-abad. Kini, kota ini diklaim sebagai ibukota Israel, meskipun tidak diakui secara internasional, maupun bagian dari Palestina dan kini berada dalam status quo. Di kota itu, ketiga agama berbagi area dan sejarah perselisihan.

Yerusalem dalam bahasa ibrani disebut Yerushalayim, dan al-Quds dalam bahasa Arab, merupakan salah satu kota tertua di dunia. Di masa lalu, kota ini pernah ditaklukan, dihancurkan dan dibangun kembali selama beberapa kali.

Kota ini memiliki arsitektur bersejarah, dan terdapat pembagian wilayah bagi Muslim, Kristen, Yahudi dan Armenia. Dikelilingi oleh tembok batu dan menjadi lokasi situs-situs suci di dunia.

Setiap bagian mewakili populasinya sendiri. Kristen memiliki dua wilayah karena orang Armenia juga Kristen dan wilayah menjadi Pusat Armenia tertua di dunia.

Menjadi unik karena komunitas mereka telah mempertahankan budaya sendiri dan peradaban di dalam Gereja St James Church dan biara.

Sejatinya, Yerusalem adalah kota yang sangat tua. Usianya diperkirakan diperkirakan melampaui 50.000 tahun. Sejak ditemukan oleh Canaaties pada 2000 SM, tanah ini menjadi rebutan berbagai bangsa. Mulai Bangsa Babilonia hingga Bangsa Romawi, mulai Bangsa Arab hingga Bangsa Israel.

Setelah ratusan tahun dikuasai oleh bangsa-bangsa Muslim, tahun 1967, Yerusalem jatuh ke tangan Israel. Sejak itulah, tempat para nabi dilahirkan tersebut, seolah berkawan akrab dengan darah dan pertikaian.

Tak jarang bom bunuh diri pejuang Palestina dan bombardemen tentara Israel meluluhlantakan sebagian situs sejarah yang ada di sana. Belum lagi puluhan ribu orang yang menjadi korban.

Pada awal pendiriannya, kota itu sudah mengorbankan ribuan nyawa Yahudi yang dibantai oleh bala tentara Raja Nebucadnezar dari Babilonia.

Bahkan, pada masa Perang Salib 1096, seorang Ksatria Salib bernama Raymond dari Aguiles melukiskan genangan darah, dari sekitar 75.000 orang Arab Muslim dan Yahudi, yang membanjiri sudut-sudut kota.

"Di dalam kuil dan pelataran Sulaiman saja, genangan darah mencapai lutut dan tali kekang kuda-kuda yang kami kendarai," ujar Raymond dalam Fall of Jerusalem karya penulis Dr EL Skip Knox.

Karena tiap zaman selalu mengalami pergantian kekuasaan, tak aneh jika Yerusalem memiliki ciri khas sisi keanekaragaman budaya dan agama. Itu membuat Karen Armstrong menyebut kota itu sebagai kota 3 agama: Islam, Kristen dan Yahudi.

Kalimat yang agak mirip juga pernah dilontarkan oleh Sultan Saladin (di dunia Islam lebih dikenal dengan nama Shalahuddin Al-Ayyubi) ratusan tahun lalu. Kala melakukan perundingan dengan Richard si Hati Singa, Saladin menolak klaim raja Inggris legendaris itu, bahwa Yerusalem semata-mata milik orang Kristen.

"Yerusalem adalah milik kami, seperti juga milik kalian…," ucap Al-Ayyubi.

Tercatat setelah Salahuddin Al-Ayyubi menguasai kota ini kembali dari tangan Guy dari Lusignan pada masa perang salib ke-3, orang Islam, Kristen, dan Yahudi dapat beribadat tanpa ada gangguan.

Memang, dalam kenyataannya, kini Yerusalem menjadi kota 3 agama. Dalam satu waktu, di sana Anda akan mendengar lantunan adzan dari masjid, bersanding dengan bunyi lonceng gereja, dan alunan kidung-kidung Ibrani dari sinagog.

Di sana pula terdapat Masjidil Aqsa, Masjid Umar, Via Doloresa dan Tembok Ratapan. Dari tempat-tempat itu, nama Tuhan yang Satu dikumandangkan dalam berbagai dialek bahasa.

Gereja

Di dalam wilayah Kristen terdapat Gereja Makam Kudus, yang menjadi situs penting bagi umat Kristen di seluruh dunia. Situs ini berada di tengah sejarah perjalanan Yesus, kematiannya, penyaliban dan kebangkitan.

Menurut tradisi Kristen, Yesus disalib di sana, di Golgotha, atau bukit Calvary, makamnya berada di dalam gereja dan juga menjadi lokasi kebangkitannya.

Gereja dikelola secara bersama oleh perwakilan kaum Kristen yang berbeda, sebagian besar dari Patriarkat Ortodok Yunani, Biara Franciskan dari Gereja Katolik Roma, dan Patriarkat Armenia, tetapi juga Ethiopia, Koptik, dan Gereja Ortodoks Suriah. Lokasi ini merupakan tempat tujuan ziarah bagi jutaan umat Kristen di seluruh dunia.

Tembok Ratapan

Wilayah Yahudi merupakan tempat bagi Kotel, atau Tembok Barat atau dikenal sebagai Tembok ratapan, yang merupakan bagian dari dinding bagian yang tersisa dari bangunan Bait Suci.

Di dalam candi dulu merupakan terdapat ruang Maha Kudus, yang merupakan situs suci bagi umat Yahudi.

Kaum Yahudi percaya bahwa lokasi ini merupakan lokasi batu fondasi penciptaan bumi, dan tempat dimana Ibrahim bersiap untuk mengorbankan anaknya Ismail. Lokasi ini dikelola oleh Rabi dan setiap tahunnya jutaan orang Yahudi dari seluruh dunia melakukan ziarah.

Komplek Masjid Al-Aqsa

Wilayah Muslim merupakan yang terbesar diantara yang lain dan terdapat tempat suci Dome of Rock dan Masjid the al-Aqsa serta dataran tinggi yang dikenal sebagai Haram al-Sharif oleh umat Islam.

Masjid ini merupakan tempat suci ketiga bagi Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Kota ini juga adalah kiblat pertama umat Islam dalam menyembah Allah SWT sebelum akhirnya dialihkan ke ke Bait Allah di Mekkah.

Umat Muslim yakin Nabi Muhammad ke Yerusalem dari Mekkah ketika melakukan perjalanan malam yang disebut Isra Miraj, diyakini pula di Masjid al-aqsa Nabi Muhammad salat bersama dengan roh seluruh nabi. Dan di dekat tempat suci Dome of the Rock, terdapat batu yang dipercaya umat Muslim, merupakan tempat yang dipijak nabi sebelum melakukan perjalanan ke Isra Miraj.

Umat Muslim mengunjungi situs suci tersebut sepanjang tahun, tetapi setiap Jumat pada bulan Ramadhan, ratusan ribu umat Muslim melakukan salat di masjid.

Setidaknya ada delapan fakta tentang Komplek Masjid Al-Aqsa yang menarik untuk diketahui. Berikut fakta-fakta tersebut.

1. Bukan Hanya Satu Masjid Saja
Namanya memang abadi sebagai Masjid Al-Aqsa. Namun, di situs itu sebenarnya ada beberapa masjid. Di bangunan sebelah selatan ada masjid yang dikenal sebagai Masjid Qibly--sebutan untuk situs yang paling dekat dengan kiblat. Namun, semua bangunan termasuk kubah di situs itu dianggap sebagai Masjid Al Aqsa atau terkadang disebuat sebagai "Haram Al-Sharif". Beberapa masjid yang ada di situs suci itu di antaranya Masjid Buraq, Masjid Marwani dan beberapa masjid lainnya.

2. Diyakini sebagai Tanah Makam
Tidak ada catatan berapa banyak nabi dan sahabat Nabi Muhammad yang dimakamkan di sana. Tapi, dalam sejarahnya, Nabi Sulaiman diyakini dikuburkan di situs suci itu. Nabi Sulaiman diyakini meninggal saat mengawasi pembangunan di situs tersebut dan dimakamkan di sana.

3. Pernah Jadi Tempat Sampah
Pada periode waktu ketika tidak ada orang Yahudi yang diizinkan tinggal di Kota Yerusalem ini, penduduk Romawi yang menguasai wilayah tersebut menggunakan area masjid sebagai tempat pembuangan sampah.

Ketika sahabat Nabi Muhammad, Umar bin Khatab membebaskan Kota Yerusalem, dia membersihkan sampah itu dengan tangan kosong. Dia juga mengakhiri pengasingan orang-orang Yahudi yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Umar mengundang 70 keluarga di sebuah desa pengungsi kembali ke Yerusalem dan diberikan hak untuk tinggal di sana.

4. Tempat Imam Al-Ghazali Menulis Kitab Ihyaa Ulumuddin
Salah satu kitab paling terkenal dalam literatur Islam adalah Ihyaa Ulumuddin karya ulama besar Islam Abu Hamid Al-Ghazali. Dia adalah orang yang dihormati oleh semua aliran pemikiran karena kemampuannya dalam mendalami ajaran Alquran dan hadits Nabi Muhammad. Apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah bahwa Al-Ghazali pernah untuk sementara waktu tinggal di Masjid Al-Aqsa dan menulis kitab legendaris itu di sana. Sebuah bangunan di Masjid Al-Aqsa pernah ditandai sebagai lokasi kamar lamanya.
 
5. Kiblat Pertama Salat Umat Islam
Fakta bahwa Masjid Al-Aqsa memang pernah menjadi kiblat pertama bagi umat Islam untuk salat. Namun, oleh Nabi Muhammad yang mendapat petunjuk Allah, kiblat salat pindah menghadap Kakbah yang berdiri di Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi.

6. Pernah Dibakar
Pada tahun 1969, seorang zionis asal Australia, Dennis Michael Rochan, membakar Masjid Al-Aqsa. Seluruh dinding, termasuk mimbar yang dikenal sebagai mimbar Salahuddin al-Ayyubi, terbakar.

Zionis tersebut pernah diadili di pengadilan Israel. Namun, pada akhirnya dia dibebaskan dengan alasan Rochan mengalami gangguan jiwa.
 
(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews