Korban Kebakaran di Tanjungpinang: Alhamdulillah Becak Kami Selamat

Korban Kebakaran di Tanjungpinang: Alhamdulillah Becak Kami Selamat

Korban kebakaran di Pelantar Gurindam, Tanjungpinang, Efina Dewi (foto : Adi/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Tanjungpinang - Sesekali wajah yang mulai dipenuhi kerutan dibawah kelopak mata itu menoleh ke arah pintu masuk Jalan Teladan, Pelantar Gurindam. Dari kejauhan wajah yang mulai tampak menua itu menyimpan kesedihan mendalam.

Ia juga tak menghiraukan terik matahari yang menyapu wajahnya. Memakai sandal jepit merek Swallow, mengenakan baju berwarna hijau sedikit memudar dan celana pendek, perempuan tua itu kelihatan gelisah menoleh kesana-kemari.

Handphone yang ia genggam erat tiba-tiba berdering kuat, ia pun langsung menjawabnya. "Waallaikum salam, ya benar alhamdulillah kami dan anak-anak selamat, terima kasih ya," kata yang keluar dari mulutnya sembari memegang erat kembali handphonenya.

Ia adalah salah satu korban kebakaran yang melanda di pelantar Gurindam, Kota Tanjungpinang pada, Jumat (14/7) lalu. Kejadian sekira pukul 20.00 WIB malam.

"Benar mas rumah kami terbakar, tapi kami masih bersyukur keluarga selamat semua," ujar perempuan yang diketahui bernama Efina Dewi (55) ini saat ditemui wartawan batamnews.co.id dilokasi kebakaran, Minggu (16/7).

Efina kemudian bercerita sebelum peristiwa kebakaran itu terjadi. Sebelum api mulai melalap puluhan rumah, ia yang hendak pergi keluar rumah mencium bau kabel terbakar. Dengan rasa penasaran ia pun menanyakan ke tetangga apakah juga mencuim bau yang sama.

"Iya kata nyoya itu, selang beberapa menit api besar pun muncul, saya langsung berlari sambil berteriak kebakaran, ada kebakaraaaaan," kata Ibu empat orang anak itu sambil memperagakan saat ia berteriak kebakaran.

Panik melihat api mulai menyambar beberapa rumah, ia langsung bergegas pulang sembari menyuruh keempat anak dan suaminya keluar rumah.

Pada saat itu yang terpikirkan dalam benaknya setelah memberitahukan peristiwa itu pada anak dan suami adalah ijazah sekolah yang terletak di lemari pakaian. "Saya langsung mengambil berkas (ijazah) itu, sementara suami saya langsung belari membantu warga sekitar untuk mematikan api," katanya bercerita kepanikan yang ia alami saat itu.

Selain berkas berharga yang ia selamatkan, Efina sangat bersyukur karena becak yang ia digunakan sehari-hari untuk mencari rezeki tak ikut terbakar. "Alhamdulillah becak saya tak terbakar, becak itu memang saya letakkan di depan jalan, karena tak bisa masuk kedalam pelantar ini," ujarnya.

Di usia yang tak muda lagi, Efina merupakan perempuan pekerja keras. Setiap hari ia bekerja menarik becak untuk membantu suaminya mencari rezeki. "Suami saya kerja ngambil jasa servis elektronik, tapi kan itu tak rutin, kalau ada yang minta tolong servis dapat lah," ujarnya.

Bekerja menarik becak kayuh sudah 10 tahun ia lakoni. "Becak ini pemberian Walikota Tanjungpinang masa Ibu Suryatati A Manan," kata dia.

Selain pekerja keras, Efina merupakan perempuan yang tegar. Dengan musibah yang ia alami tak membuat perempuan tua itu patah arang. Efina hanya bersedih karena pakaian dan perlengkapan sekolah anaknya ludes dilalap api.

Pantauan batamnews.co.id dilokasi, puing reruntuhan puluhan rumah itu masih berserakan. Seng dan lainnya ambruk dan hanyut ke laut. Aroma bau terbakar masih melekat dihidung. Disekitar lokasi terlihat berdiri pos bantuan untuk korban kebakaran.

Berdasarkan data yang diperoleh, musibah kebakaran itu menghanguskan 22 rumah dan sebanyak 24 Kepala Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal.


 

Afriadi

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews