Harga Makan Minum di Hang Nadim Makin Mencekik, Kadin Angkat Bicara

Harga Makan Minum di Hang Nadim Makin Mencekik, Kadin Angkat Bicara

Andi Sarifudin Bolla (kanan). (foto: yes/batamnews)

BATAMNEWS.CO,ID, Batam - Tarif makanan maupun minuman restoran di Bandara Hang Nadim Kota Batam melonjak tinggi. Sejumlah warga mengeluhkan mahalnya harga makanan di sana. Bahkan, harga segelas teh tarik mencapai Rp 25 ribu.

Mahalnya harga di sejumlah restoran dan tenant di Hang Nadim dipertanyakan oleh Andi Sarifudin Bolla, Bagian Koperasi dan UKM Kadin Kepri.

Andi Sarifudin mengatakan, keadaan tersebut kemungkinan diakibatkan melonjaknya tarif sewa lahan di bandara. Di dalam Perka Nomor 18 soal Tarif Bandara, pengusaha atau pemilik lahan dikenakan konsesi fee, ditambah lagi konsensi tersebut merujuk kepada Miniman Omset Bruto (OMB).

"Misalnya gini, penyewa lahan di bandara mempunyai lahan 5x4 meter atau 20 meter, dengan luas lahan sebesar itu berdasarkan OMB pemilik lahan dikenakan biaya Rp 300 juta dari angka tersebut pemilik lahan dikenakan kosensi 10 persen, artinya pengusahan 1,5 juta per meter,” ujar Andi kepada wartawan batamnews.co.id di Nagoya.

Ia melanjutkan, tidak tahu persis dari mana hitungan anggaran OMB itu datang sehingga penyewaaan sebesar itu. "Contoh itu dari kawan-kawan pengusaha yang ada disana, yang kita pertanyakan angka 300 juta itu dari mana, anehkan?,” ujarnya.

Andi menjelaskan, wajar saja pengusaha di lokasi bandara menaikan tarif makanan atau minuman untuk menutupi sewa lahan, belum lagi dana-dana siluman. “Ngak bisakan masuk bandara dengan tangan kosong saja,” ungkapnya.

Tarif di bandara menurut Andi, memang terbilang mahal bahkan lebih mahal dari pada di Bandara Changi Singapura. Ia mengatakan, tidak semua yang mengunakan bandara orang kaya. “Kan ngak semua kita kaya, harganya seperti harga di Eropa saja,” ujarnya.

Andi mengungkapkan, mahalnya harga di kafe atau restouran di Bandara Batam tidak hanya membebani konsumen, namun juga berdampak kepada pertumbuhan pariwisata, jika keadaan terus seperti ini tingkat kunjungan pariwisata akan semakin merosot. “Harus cepat diatasi, ini berkaitan juga degan pertumbuhan pariwisata, termasuk perekonomian Batam,” ungkap pria asal Sumatera Barat itu.

Dia juga berharap BP Batam yang mengeluarkan sewa tarif lahan, dapat memikirkan pengusaha kecil juga. Selain itu menurutnya, jika memang meningkatkan pendapatan melalui tarif sewa tersebut berlakukan lah tarif sesuai zona, artinya di bandara ada zona untuk turis ada juga untuk masyarakat biasa seperti di Bandara Changi Singgapura. “Di bandara tidak pengusaha besar semua,” ujarnya.

(Yes)

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews