Jika Dilibatkan, Ini Keunggulan TNI Dalam Perang di Marawi

Jika Dilibatkan, Ini Keunggulan TNI Dalam Perang di Marawi

Pemerintah Indonesia siap kirim TNI jika diminta Pemerintah Filipina (foto : istimewa)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Pemerintah berencana mengirimkan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Marawi, Filipina untuk ikut menggempur kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, Pemerintah Indonesia siap mengirim pasukan TNI ke Filipina, jika Pemerintah Filipina meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia.

Meski Presiden Duterte telah memberi isyarat agar TNI bisa masuk. Ryamizard mengatakan harus ada keputusan dari Kongres Filipina.

Pengamat militer dan intelijen dari Universitas Pertahanan, Susaningtyas Kertopati, mendukung rencana pemerintah tersebut. Namun, kata dia, ada kondisi yang harus diperhatikan oleh pemerintah sebelum mengirim TNI untuk menggempur kelompok ISIS di Marawi.

"Kesiapan prajurit TNI yang dikirim juga harus meliputi kemahiran perang ala Urban Warfare sesuai dengan kondisi geososial dan geografis Filipina," kata Nuning di Jakarta dilansir Suara.com, Minggu.

Ia menjelaskan, urban warfare adalah peperangan kota dengan tantangan para prajurit bertempur melawan insurgencies (musuh) yang berbaur dengan masyarakat umum. 

Peperangan seperti ini berlangsung di kota atau perkampungan padat penduduk di mana insurgencies melakukan penyamaran dan menyerang pasukan saat lengah.

Bedanya dengan gerilya adalah medan tempur berlangsung di hutan. Sementara urban warfare sangat mengandalkan akurasi intelijen untuk bisa mendeteksi posisi insurgencies yang tersebar.

"Pasukan pemerintah harus bisa merebut hati rakyat agar berpihak sepenuhnya kepada pasukan pemerintah yang sah," ujar Nuning.

Urban warfare juga harus bisa memutus garis logistik insurgencies dengan cepat dan tepat sehingga kemampuan tempur insurgencies bisa dipatahkan.

Jadi pokoknya urban warfare itu medan tempurnya di kota. Jadi perlu latihan khusus karena standar prajurit bertempur di hutan atau pegunungan yang sepi penduduk. Selama ini, TNI dikenal pakarnya gerilya karena sejak dulu TNI yang mengajarkan kepada tentara Vietnam pada tahun 1950-an.

"Menurut saya Duterte itu ngerti sejarah, makanya yang diminta itu TNI bukan tentara lain. TNI punya taktik yang lebih hebat karena konsepnya adalah urban warfare dirubah menjadi jungle warfare. Insurgencies harus bisa didesak keluar kota atau perkampungan baru bisa diselesaikan. Konsep itu yang jadi unggulan kita," katanya.

Baca artikel menarik lainnya di Suara.com

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews