Lagi, Kapal Perang AS Berlayar di Laut Cina Selatan

Lagi, Kapal Perang AS Berlayar di Laut Cina Selatan

ILustrasi Angkatan Laut AS. (AFP via thejakartapost.com)

BATAMNEWS.CO.ID - Untuk kedua kalinya dalam masa kepemimpinan Donald Trump, sebuah kapal perang Amerika Serikat berlayar dekat pulau di Laut Cina Selatan yang diklaim sejumlah negara, termasuk Cina.

Kapal perang USS Stethem dilaporkan berlayar dalam radius 12 mil laut dari Pulau Triton, bagian dari Kepulauan Paracel yang disengketakan Vietnam, Taiwan, dan Cina.

Melajunya kapal AS di Laut Cina selatan adalah bagian dari operasi "kebebasan bernavigasi" yang berlangsung beberapa jam sebelum Presiden AS Donald Trump menggelar percakapan via telepon dengan Presiden Cina, Xi Jinping.

Cina mengecam tindakan itu dan menyebut aksi AS merupakan "provokasi militer dan politik yang serius". Untuk itu, pemerintah Cina akan menempuh "semua cara yang patut dilakukan untuk membela keamanan dan kedaulatan nasional".

Operasi "kebebasan bernavigasi" di Laut Cina Selatan adalah yang kedua selama Presiden Trump memerintah.

Pada Mei lalu, USS Dewey berlayar kurang dari 12 mil laut dari sebuah pulau buatan Cina bernama Mischief Reef, yang merupakan bagian dari Kepulauan Spratly.

Menteri Pertahanan AS, James Mattis, mengatakan AS tidak akan menerima militerisasi Cina di pulau-pulau buatan di kawasan Laut Cina Selatan yang juga diklaim oleh Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei.

Program kebebasan navigasi AS menantang "klaim yang berlebihan" terhadap samudra dan ruang udara dunia.

Program ini dikembangkan untuk mempromosikan ketaatan internasional terhadap Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

Masuk ke Natuna

Dua kapal induk Amerika diam-diam dan tanpa izin juga hilir mudik di perairan Indonesia, tepatnya di laut Natuna dan dekat selat Philips di bagian utara Batam. Namun Angkatan Laut menyatakan dua perang itu tak melakukan pelanggaran peraturan.

Laman The Jakarta Post online menuliskan, kapal-kapal AS itu adalah kapal induk USS Ronald Reagan dan USS George Washington.

Seorang sumber Tha Jakarta Post di Angkatan Laut, mengungkapkan bahwa USS Ronald Reagan dan USS George Washington memasuki perairan Indonesia di Selat Malaka tanpa izin. Disebutkan, kehadiran kapal induk AS itu terkait dengan usaha untuk memadamkan kegiatan kelompok ISIS di Filipina selatan.

Pada 14 Juni, USS Ronald Reagan memasuki perairan Natuna dan menerbangkan pesawat F22 Raptor dan helikopter di wilayah tersebut. Operasi ini kemudian dibatalkan oleh Angkatan Laut Indonesia.

Lalu, kapal induk AS ini meninggalkan zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEE) setelah dibayangi oleh kapal perang Angkatan Laut Indonesia KRI Sultan Hasanuddin.

Lalu, pada 21 Juni sekitar pukul 09:29, USS George Washington menyeberang di dekat selat Philips di bagian utara Batam, menuju Laut Cina Selatan. Tentu perjalanan melalui Batam ini bukanlah sebuah perjalan wisata semata.***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews