Kisah Sukses Korban PHK Mc Dermott Jadi Toke Vape

Kisah Sukses Korban PHK Mc Dermott Jadi Toke Vape

Rendy di Lapau Vape miliknya di Bengkong Indah, Batam (Foto: Yogi ES/Batamnews)

BERHENTI bekerja atau kena PHK tak membuat Rendy Kurniawan patah arang. Baginya, tak ada kayu jenjang pun dikeping. Ia mencoba berbagai macam usaha hingga memutuskan menjadi seorang wiraswastawan.

Pria 30 tahun itu pernah merasakan kejayaan bekerja di perusahaan minyak dan gas di Batu Ampar, Batam, PT Mc Dermott. Ia pun pernah diupah hingga Rp 8 juta. 

Namun semuanya pupus setelah badai PHK menghantam perusahaan yang bonafid tersebut. Sejumlah proyek berkurang. Ribuan karyawan terpaksa di-PHK.

Berstatus sebagai pengangguran, Rendy menapaki beberapa usaha. Mulai dari membuka usaha rental Play Station, jual beli online, hingga membuka toko rokok elektrik atau vape.

“Saya pernah bergaji Rp 8 juta di Mc Dermott di tahun 2015 di Departemen Quality Control,” ujar Rendy ditemui di toko Vape di Bengkong Indah kemarin.

Selama bekerja di Mc Dermott ia cukup merasakan penghasilan yang diperoleh. Bahkan ia bisa membeli mobil dan sepeda motor. “Sesekali mengirim uang ke orangtua di kampung,” ujar pria berambut ikal itu.

Ia bekerja di perusahaan asal Amerika itu pada tahun 2011. Kemudian di-PHK. Pada tahun 2012 ia kembali dipanggil bekerja, namun lagi-lagi ia kembali terkena PHK pada tahun 2015.

Di sana titik balik ia membuka usaha. Bagi Rendy merintis usaha sendiri barangkali bisa jauh lebih baik.

Sebuah kedai rokok elektrik yang diberi nama “Lapau Vape” ia buka seadanya. Rendy pun tak menyangka kedai vapenya itu kemudian banyak peminat, seiring gaya hidup masyarakat urban yang  perokok mulai beralih ke vape.

Pada saat itu ia uangnya dari pesangon dan jamsostek sudah ludes membuka usaha rental PS.

“Modal dari uang pesangon Rp20 juta dan Jamsostek Rp30 juta, habis buat usaha rental PS,” ujar pria bertubuh gempal itu.

Rendy pun mulai merasakan masa-masa sulit tanpa pekerjaan tetap. Pada tahun 2015 itu ia baru saja menikah. 

“Itu keadaan yang sulit, tidak lama setelah menikah, eh saya di PHK,” tuturnya sembari sibuk memperbaiki vape milik pelanggan.

Kondisi itu diperparah lagi setelah usaha rental PS bangkrut. Jangankan untung, Rendy pun buntung. Penghasilan sebesar Rp 300 ribu dari rental PS ternyata tak cukup untuk kehidupan sehari-harinya. Belum lagi memperbaiki peralatan PS. “Penghasilan habis untuk memperbaiki mesin PS,” ujar dia.

Pada akhirnya rental PS miliknya gagal total. Banyak peralatan rusak dan ia pun tidak sangup lagi memperbaikinya. Kemudian uang pesangon dan tabungan jamsosteknya ludes. 

Pria yang akrab disapa Buren itu sempat mencoba peruntungan dijual beli online. Itu sudah ia lakoni sembari membuka rental PS. Tapi itu pun tak cukup.

Lagi-lagi Rendy harus rela menjual sepeda motor berikut mobilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup di Batam bersama istri dan satu anaknya.

Sekitar akhir tahun 2016 dunia vaping mulai merambah ke tanah air, termasuk di Kota Batam. Kota Batam yang dikenal kota metropolitan salah satu tempat yang cepat pengunaan vaping berkembang. Kesempatan itu dimanfaatkan Rendy untuk mencari peluang usaha.

Pria kelahiran 1987 ini pun mulai fokus menjual peralatan vaping melalui online dan kemudian join bersama temannya untuk membuka toko vape di daerah Nagoya. Ketika itu penghasilannya baru mencapai Rp 400 ribu per hari.

Join bersama teman ia jalani selama sekitar 4 bulan, sebelum akhirnya membuka toko sendiri di daerah Bengkong Indah.

Tokonya mulai menampakkan hasil, sampai saat ini ia sudah dapat mencari uang untuk keperluan keluarganya setiap bulan. Toko yang diberi nama Lapau Vape. "Lapau itu dalam bahasa Minang artinya kedai," ujar Rendy. Kini setiap hari ia memiliki omzet maksimal Rp3 Juta, paling sedikit Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta.

“Tergantung banyak atau tidaknya barang, soalnya barangnya sulit, kalau barang banyak bisa sampai 3 juta sehari tapi syukurlah dapat untuk belanja kebutuhan keluarga saya,” katanya.

Kini dengan usaha tersebut, setidaknya Rendy bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dan penghasilan yang cukup.***

YOGI EKA SAHPUTRA

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews