Ada Rendang Tanpa Daging, Bukan Warung Padang Tapi Vegetarian

Ada Rendang Tanpa Daging, Bukan Warung Padang Tapi Vegetarian

Salah satu kedai vegetarian di kawasan Kompleks Ruko Kintamani, Sei Panas, Batam.

ANEKA masakan tersaji di warung ini. Laksana dalam sebuah kenduri, pengunjung bebas mengambil sendiri. Jangan khawatir soal harga, sangat terjangkau. Segelas kopi saja cuma dijual Rp 5000.

Di sini ada rendang tapi tanpa daging, jelas ini bukan Warung Padang. Berbagai jenis daging disediakan, tapi itu palsu. Ada ikan, tapi tak pandai berenang, sebab terbuat dari adonan makanan. Satu-satunya yang asli adalah ayam, itupun belum jadi; masih berupa telur. 

Hanya sayur-sayuran yang memang dari tumbuh-tumbuhan. Begitu juga nasinya, masih berasal dari beras yang bersumber dari tanaman padi di sawah.

Begitulah Warung Vegetarian yang berada tepat di depan Mana Vihara Duta Maitreya, Sei Panas, Batam. Ini vihara terbesar di Asia Tenggara. Di dalam vihara ini juga ada kedai vegetarian.

Setidaknya ada tiga Warung Vegetarian di bagian depan Kompleks Ruko Kintamani ini. Di ruko bagian belakang ada beberapa warung lagi. 

Para pedagang umumnya dari etnis China, namun di setiap ada kabel "100 persen Halal". Maklum warung ini tak menggunakan daging maupun turunannya sebagai bahan baku makanan. Jadi sudah pasti jaminan halal. Bagi muslim tak masalah makan di sini.

Berasal dari India Kuno dan Yunani sebelum abad ke-6, vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya makan tumbuh-tumbuhan dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging dan unggas, namun masih mungkin mengonsumsi produk olahan hewan seperti telur, keju, atau susu.

Mulanya, mereka yang makan tanpa daging ini dikenal dengan sebutan Pythagorean, mengikuti ajaran Phytagoras dari Yunani Kuno. Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Ia hidup sebelum abad ke-6.

Istilah vegetarian ini diciptakan pada 1847, dalam sebuah pertemuan untuk mengukuhkan kelompok Vegetarian Society Inggris. Pencetusnya adala Joseph Brotherton. 

Kata vegetarian diambilnya dari bahasa Latin, vegetrus yang berarti sehat, segar, dan hidup. Istilah ini tak ada kaitannya dengan vegetable-arian, mitos manusia yang diimajinasikan hidup seluruhnya dari sayur-sayuran tetapi tanpa kacang, buah, dan biji-bijian.

Selanjutnya vegetarian berkembang dalam beberapa varian. Di antaranya ada vegetarian Budhis, vegetarian Hindu, dan vegetariab Jaina. Semuanya merujuk pada vegerian di masa lalu. Begitu juga dengan kedai vegetarian yang ada di Batam.***

 

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews