Peralihan Premium ke Pertalite, Begini Respons Greenpeace Indonesia

Peralihan Premium ke Pertalite, Begini Respons Greenpeace Indonesia

BATAMNEWS.CO.ID - Greenpeace Indonesia menilai positif peralihan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dari Premium ke Pertalite di Kepulauan Riau. Seperti disampaikan Hindun Mulaika, Team Leader Kampanye Perubahan Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, perubahan konsumsi tersebut bisa diposisikan sebagai salah satu tahapan untuk menuju udara bersih dan ramah lingkungan. 

“(Untuk menuju udara bersih dan bebas polusi), memang diperlukan perubahan bertahap. Dan itu bisa dimulai dari perubahan Premium ke Pertalite, menuju ke oktan yang lebih tinggi lagi,” kata Hindun dalam rilis yang diterima batamnews.co.id, Selasa (13/6/2017)

Menurut Hindun, perubahan memang tidak bisa secara tiba-tiba. Terlebih, di tengah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas udara yang bersih dan sehat seperti saat ini. Belum lagi, bahwa perubahan itu akan menyangkut juga pada masalah harga. “Untuk itu, perubahan dari Premium ke Pertalite itu bisa (relevan), karena Pertalite memiliki oktan lebih tinggi dibandingkan Premium,” lanjutnya.

Hanya saja, imbuh Hindun, sebagai tahapan tentu perubahan tidak bisa berhenti sampai beralihnya penggunaan Premium ke Pertalite. Tak kalah penting, adalah peran Pemda setempat dalam mempersiapkan infrastruktur angkutan massal. Penyiapan itu harus dilakukan sedini mungkin, agar tidak terlambat seperti Jakarta yang sudah sangat polutif. 

Diluncurkan dua tahun lalu, Pertalite memang memiliki banyak keunggulan dibandingkan Premium. Salah satunya, Pertalite dengan RON 90 memiliki nilai oktan yang lebih tinggi dibandingkan Premium dengan RON 88. Dijual lebih rendah dibandingkan Pertamax, Pertalite tidak mengandung timbal serta memiliki kandungan sulfur maksimal 0,05 persen m/m atau setara dengan 500 ppm.

Di Kepri sendiri, memang terjadi perubahan konsumsi dari Premium ke Pertalite dalam kurun waktu sebulan terakhir. Perubahan konsumsi itu dibarengi dengan ketersediaan Pertalite di berbagai lokasi pengisian bahan bakar minyak (BBM). Warga Batam yang juga dokter kenamaan di wilayah tersebut, Dr. Miralza Diza, Sp. THT, mengaku, tidak kesulitan memperoleh Pertalite. Menurutnya, hampir setiap SPBU di kota tersebut, menjual Pertalite. 

Terkait harga yang lebih tinggi dibandingkan Premium, Miralza yang bekerja di RS Awal Bros, justru mengatakan, bahwa tidak ada perbedaan siginifikan. Dia mengaku, jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembelian Premium beberapa waktu lalu, ternyata tidak berbeda ketika dia memakai Pertalite. “Waktu pakai Premium, saya biasa mengisi Rp200 ribu untuk seminggu. Ternyata setelah mempergunakan Pertalite, saya beli dengan biaya yang sama, habisnya pun tetap seminggu,” kata Miralza. 

Begitupun, karena baru beralih ke Pertalite dalam waktu sekitar tiga minggu, Miralza mengaku belum bisa menilai perubahan kondisi mesin. Namun melihat nilai oktan Pertalite yang lebih tinggi, Miralza tentu berharap bahwa perubahan konsumsi BBM itu akan berdampak positif pada kendaraannya. “Dengan oktan yang lebih tinggi, mudah-mudahan lebih baik,” kata dia.***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews