Pulau Ini Jadi Jalur Tikus Milisi Indonesia ke Filipina

Pulau Ini Jadi Jalur Tikus Milisi Indonesia ke Filipina

Anggota kelompok bersenjata Moro Islamic Liberation Front (MILF) di Filipina Selatan, 28 Maret 2004. (Foto: AFP via bbc.com/indonesia)

BATAMNEWS.CO.ID - Milisi dari Indonesia yang bergitu mudah masuk ke Filipina, lalu bergabung dengan pemberontak di sana dan mengangkat senjata. Tentu ada satu jalur bebas hambatan yang menjadi pintu masuk kelompok yang disebut sebagai teroris ini.

Mantan anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF) Filipina, Ali Fauzi, menunjuk Pulau Sebatik yang menjadi pintu masuk ke Filipina Selatan karena penjagaan perbatasannya "tidak begitu kuat". Bahkan, pulau ini sudah digunakan sejak 1990-an.

Terletak di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Utara - pulau ini menjadi merupakan 'jalur tikus' bagi warga Indonesia yang akan bergabung dengan kelompok milisi bersenjata di Filipina Selatan.

"Dari (Pulau) Sebatik kemudian dengan sangat mudah bisa masuk ke Tawau (Malaysia). Dari Tawau nanti tinggal memilih mau menyeberang ke Filipina, di daerah mana," kata Ali Fauzi kepada BBC Indonesia, Kamis (8/6/2017) siang.

Pulau berukuran kecil ini terbagi menjadi dua, yaitu wilayah selatan masuk Provinsi Kalimantan Utara, dan wilayah utara merupakan bagian Negara Bagian Sabah, Malaysia.

Dari pulau itulah, mereka kemudian menyeberang ke Kota Tawau, Malaysia, sebelum menentukan perjalanan melalui laut ke wilayah yang dituju di Filipina Selatan. "Nanti tinggal kita pakai perahu kecil, langsung bisa sampai di wilayah Filipina Selatan," kata Ali Fauzi.

Adapun jalur untuk menyelundupkan senjata atau material lain ke Filipina Selatan, katanya, pihaknya menggunakan jalur utara yang dianggap "lebih aman". "Jalur itu adalah ada di Sulawesi Utara, karena di sana banyak pulau-pulau."

Ali Fauzi adalah adik kandung terpidana bom Bali, Amrozi, dan terpidana seumur hidup, Ali Imron. Saat bergabung dengan organisasi teroris, Jamaah Islamiyah (JI), Ali dikenal ahli merakit bom.

Dia juga pernah mendirikan kamp pelatihan militer MILF di Mindanao, Filipina, bersama Abdul Matin dan Umar Patek pada 2002. Dia ditangkap polisi Filipina dan kemudian dipulangkan ke Indonesia pada 2006.

Fauzi, yang kini tinggal di Lamongan, Jawa Timur, mengaku dirinya dan rekan-rekannya "sangat mudah" keluar-masuk dari wilayah perbatasan Indonesia, Malaysia dan Filipina. "Kita tahu border (perbatasan) tiga negara itu tidak begitu ketat." ***

Selengkapnya baca tautan dari BBC.com/indonesia ini


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews