Masih Soal Ojek Online; Jangan Malu-malu Nanti Malu Betul

Masih Soal Ojek Online; Jangan Malu-malu Nanti Malu Betul

Driver Gojek saat berkumpul di kantor Gojek Pelita Batam. (Foto: Edo/Batamnews)

PERKEMBANGAN Teknologi, bagaimana menurut Anda pengaruh teknologi saat ini? Jawabnya tentu sangat simple, yaitu telah masuk ke relung-relung kehidupan.

Kemudian apakah mengikutinya, ikut bersaing, atau mencoba menghindarinya? Jawabannya bergantung keinginan. Jika mengikuti maka harus menjadi pembeli dan pengguna teknologi.

Nah, jika hendak bersaing tentu harus belajar yang rajin dan mengikuti berbagai perkembangan teknologi terkini atau malah menjadi penemu baru.

Tentu tak ada yang melarang jika ingin tetap hidup dalam alam zaman batu. Menyendiri tanpa teknologi, terisolir tanpa sinyal, mungkin juga bisa lebih tenang sebab menyatu dengan alam. Asyik juga kok mendengar nyanyian kodok di musim hujan, dan menikmati suara jangkrik berdendang di malam hari. .

Namun satu hal yang pasti, jangan berharap mampu menghadang laju teknologi. Sebab teknologi berjalan begitu pesat dan cepat. Perubahan terjadi setiap waktu.

Apalagi teknologi informasi, siapa yang menguasainya maka dunia dalam genggamannya. Dengan teknologi ini, ia bisa menjalin silaturahmi dan menciptakan uang.

Lihat saja, bagaimana orang-orang di seluruh dunia menyetor uang ke saku Mark Zuckerberg, si pemilik Facebook. Uang mengalir deras ke rekeningnya setiap detik, tak peduli ia lagi tidur, dalam kakus, atau lagi di tempat tidur bersama istrinya.

Begitu juga dengan Jeff Bezos CEO Amazon, Bill Gates pendiri Microsoft, Warren Buffet investor pasar modal nomor satu di dunia.

Sebaliknya, jika salah menggunakan teknologi ya bisa terlempar ke dalam penjara, atau uang yang terkuras untuk mengganti rugi gugatan pencemaran nama baik. Juga ada yang bernasib buruk dibully sepanjang waktu, dan menjadi korban persekusi.

Nah, ada juga yang mencoba menghadang laju teknologi ini melalui sebuah surat keputusan seperti yang dilakukan Kepala Dinas Perhubungan Pemko Batam, Yusfa Hendri.

Niatnya mencoba menghentikan operasional ojek yang berbasis online, secara tersurat katanya untuk mengatur lebih baik, tetapi kita tidak membahas niat yang tersirat di balik keputusan itu.

Secara gamblang, kita lihat saja makna yang tersuratnya, yaitu mencoba menghentikan aplikasi untuk ojek mencarin pelanggan.

Namun, apa yang terjadi? Aplikasi tetap jalan lancar hingga sekarang, efek keputusan itu malah melahirkan kekisruhan antar penarik ojek, yaitu antara ojek online dan ojek konvensional.

Pemerintah Kota Batam berhari-hari membahas surat yang menjadi pemicu masalah baru itu. Tentu mau tak mau mesti mengajak polisi ikut membahasnya, meski polisi sebetulnya tak terlibat dalam penerbitan keputusan itu, hanya kecipratan repot saja.

Apalagi, dianggap surat itu nyaris menjadi semacam keputusan PHK untuk 2000 penarik ojek online di Batam ini. Kebijakan ini tentu saja akan berperan menambah pengangguran di Kota Batam.

Dalam tahun ini saja sudah ada 34 perusahaan yang tutup, dari sini ada ribuan pengangguran. Mungkin Dinas Perhubungan Pemko Batam ingin berkontribusi menambah banyak lagi, sehingga masuk dalam catatan sejarah sebagai lembaga pemerintah yang pertama pencipta pengangguran.

Belakangan, muncul pemikiran dari Walikota Batam Muhammad Rudi untuk menggabungk pengojek di Batam dan membuat aplikasi sendiri "khusus Batam. Istilah kerennya merger. Jika tak ada modal, katanya, Pemerintah Kota Batam membantu meminjamkan modal.

Ia memperkirakan nilai modalnya "paling-paling" Rp 100 juta, dari angka yang disebutkan itu sudah jelas berkategori aplikasi paket hemat. Bisa diprediksi umurnya tak begitu lama akan kembali tergilas aplikasi teknologi tinggi yang tak murah dan bermodal besar seperti Go-Jek.

Tetapi tak mengapa, setidaknya niat baik Walikota Batam patut diapresiasi. Jika ingin mengadakan aplikasi sendiri tentu sangat bagus, apalagi jika sampai merekrut tenaga-tenaga profesional dari Batam. Tentu dengan menghargai secara maksimal keahliannya, bukan hanya dengan paket hemat saja.

Kembali ke soal kebijakan yang menghentikan operasional ojek online dari Dishub Pemko Batam tadi. Hasil surat tadi adalah; menciptakan kekisruhan antar penarik ojek, menjadi lahan pembahasan yang lebih banyak energi terbuang tapi tanpa manfaat, dan akhirnya kembali lagi ke pemikiran untuk membuat aplikasi sendiri, artinya ya kembali lagi ke teknologi yang kita sebut ojek online tadi.

Jadi, jikalau tujuannya adalah untuk menciptakan aplikasi sendiri di Batam, atau katakalah menjadikannya proyek aplikasi di Dinas Perhubungan Pemko Batam, ya janganlah  mengambil langkah melingkar dengan cara mengganggu periuk nasi pengojek online atau seolah-olah hendak melawan teknologi yang sudah berjalan, setelah itu baru munculkan ide proyeknya.

Langsung saja jangan malu-malu. Sepanjang itu bermanfaat, tentu publik akan menilainya baik, tetapi jika ada udang dibalik batu maka publik akan menilai buruk. Celakanya keburukan akan dibahas di media sosial yang tanpa malu menahan kata sehingga dibaca sanak famili dan masuk ke relung-relung kehidupan.  ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews