Duh, Bocah Perempuan Ini Tewas di Pelukan Ayah yang Memukulinya

Duh, Bocah Perempuan Ini Tewas di Pelukan Ayah yang Memukulinya

Deni, ayah yang memukuli anaknya hingga tewas. (foto:serambi)

Malang - Peristiwa tragis di Kota Malang, Jawa Timur ini bisa jadi pelajaran bagi orangtua. Seorang bocah perempuan berumur 7 tahun, Ramadani tewas setelah dipukuli ayah kandungnya, Deni (32).

Peristiwa itu terjadi saat pria yang tinggal di Jalan Lowokdoro, Gang 3, RT 6 RW 4 Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun, Kota Malang itu, baru pulang kerja dari sawah.

Deni bersama Wati (37), istrinya, dikaruniai dua anak, yaitu Dina Marselina (8) dan Kasih Ramadhani (7). Deni dan Wati sudah cerai setahun lalu. Wati sendiri kini pulang ke kampung halamannya di Sulawesi. Kedua anaknya tinggal bersama Deni di Malang.

Ia kemudian meminta Ramadani untuk mandi dan ganti baju, karena mereka akan pergi ke rumah kakek dan neneknya. Usai mandi, bocah itu kemudian ribut dengan kakak kandungnya. Keduanya rebutan baju yang akan dipakai.

Emosi karena Ramadani ribut dengan kakak kandungnya, Deni hilang kendali. Ia mengambil bambu yang biasa digunakan untuk memikul kayu dan menghantamkannya ke badan Ramadani.

Saat diperiksa polisi, Deni mengaku tak ingat berapa kali ia menghantamkan bambu itu ke tubuh anaknya. “Lebih dari 20 kali,” ujar Deni seperti ditirukan penyidik Unit PPA Polres Malang.

Ramadani menangis dan menjerit kesakitan. Ia juga berkali-kali meminta ampun kepada ayahnya. Namun Deni tetap memukulinya hingga tubuh bocah itu lebam-lebam. Deni akhirnya menghentikan pukulannya setelah puas melampiaskan amarahnya.

Sambil menangis dan merintih kesakitan, Ramadani berjalan ke dapur untuk mengambil air putih. Setelah minum dan mencuci mukanya untuk membersihkan air mata, Ramadani mendatangi ayahnya untuk meminta maaf.

Usai meminta maaf dan belum sempat dijawab sang ayah, tubuh Ramadani limbung dan ambruk. Deni langsung menyambar tubuh Ramadani dan langsung memeluknya. Deni kemudian menggoyang-goyang tubuh anaknya yang tak bergerak lagi.

Tangis Deni pun pecah sambil memeluk jasad putri keduanya itu. Ia kemudian berteriak-teriak dan mengaku sangat menyesal. Namun penyesalan itu tak berguna, karena bocah itu telah tewas akibat kekejaman yang dilakukannya.

Kepala Unit (Kanit) PPA Polres Malang, AKP Ibnu Sutiyo, membenarkan kejadian itu. Malah kepada wartawan, Sutiyo sempat menangis saat mendengar cerita bagaimana Ramadani dipukuli ayahnya, kemudian tewas usai meminta maaf.

(ind/bbs/merdeka)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews