Donald Trump "Dikutuk" Pesohor Teknologi

Donald Trump "Dikutuk" Pesohor Teknologi

Donald Trump pemanasan global. ©2016 Merdeka.com

BATAMNEWS.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dihujani kritikan dari berbagai penjuru dunia terutama pelaku teknologi. AS baru saja mengejutkan dunia karena keluar dari perjanjian Paris.

Perjanjian tersebut merupakan perjanjian paling besar soal perubahan iklim.

Perjanjian Paris sendiri adalah perjanjian di 2015 yang diikuti hampir 200 negara untuk melawan pemanasan global dengan mereduksi emisi karbon. Ketika itu, Amerika Serikat ikut menandatangani perjanjian tersebut lewat Obama.

Dari sisi sains, dilansir dari Cnet, para ilmuwan menyebut bahwa perubahan iklim akan makin maksimal pasca keluarnya Amerika Serikat dari perjanjian ini. Pasalnya, Amerika Serikat adalah negara dengan industri konvensional tertinggi, yang 'membakar' banyak sekali energi yang menghasilkan emisi global yang juga tinggi.

Trump sendiri menganggap perjanjian tersebut merugikan Amerika Serikat, karena banyak pekerjaan yang hilang. Tentu saja, pekerjaan di tambang-tambang sumber energi konvensional telah hilang karena tujuan untuk melawan pemanasan global.

Selain itu, kini teknologi sudah menggunakan energi yang dapat diperbarui seperti solar dan angin.

Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX yang merupakan anggota Presidential economic council advisor, menyatakan mundur dari posisi penasehat Presiden soal ekonomi tersebut. Selain itu, CEO Disney, Bob Iger, juga mundur dari posisi yang sama.

Parahnya, 5 perusahaan teknologi terbesar di dunia: Amazon, Apple, Google, Microsoft, dan Facebook, semua 'mengutuk' keputusan Trump.

CEO Apple, Tim Cook, secara personal menelepon Gedung Putih untuk mencoba bernegosiasi soal ini, namun tak ada yang berubah.

Cook sendiri menulis dalam pernyataannya bahwa "Perubahan iklim adalah hal yang nyata, dan kita semua punya kewajiban untuk melawannya." Sang CEO sendiri juga menyebut bahwa keputusan Trump tak akan berdampak pada upaya Apple melindungi lingkungan.

CEO Facebook Mark Zuckerberg, menyebut dalam kiriman Facebook bahwa keputusan Trump "membahayakan masa depan anak cucu kita." CEO Google, Sundar Pichai, juga menjamin bahwa "Google akan tetap bekerja keras untuk masa depan yang lebih bersih dan makmur" sembari menyebutkan kekecewaannya akan keputusan Trump.

Microsoft melalui sang Presiden, Brad Smith, juga menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut. Ia menyebut bahwa perubahan iklim adalah isu yang 'urgent' yang membutuhkan aksi secara global.

Sementara Amazon juga menyebut bahwa aturan dalam hal perubahan iklim sebenarnya akan mendukung berbagai inovasi, pertumbuhan lapangan kerja, dan juga aroma kompetitif dalam aspek ekonomi.***

Baca artikel menarik lainnya klik disini

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews