Serangan AS Tewaskan 100 Orang Warga Sipil Termasuk 40 Anak-anak

Serangan AS Tewaskan 100 Orang Warga Sipil Termasuk 40 Anak-anak

Serangan udara koalisi AS di Suriah. (foto: ist/net)


BATAMNEWS.CO.ID, Damaskus - Serangan udara yang dilakukan oleh Koalisi AS sejak Kamis malam telah menewaskan lebih dari 100 orang termasuk anak-anak dan anggota keluarga kelompok ISIS di al-Mayadin, sebuah kota yang dikuasai oleh para jihadis dekat Deir al-Zor di Suriah timur. Demikian laporan kelompok pemantau perang.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/5/2017).

SOHR mengatakan bahwa lebih dari 40 anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan. Serangan tersebut meratakan gedung di distrik al-Mayadin.

"Banyak keluarga telah melarikan diri dari Raqqa, kubu ISIS ke arah barat laut, di mana pejuang Kurdi Suriah dan Arab yang didukung AS terus melakukan serangan," kata SOHR.

Warga melihat pesawat pengintai dan pesawat tempur mengitari kota pada pukul 7:25 pagi (1625 GMT) sebelum mereka menembakkan rudal yang menimpa dua bangunan. Salah satu bangunan adalah blok empat lantai yang merupakan perumahan keluarga pejuang Suriah dan Maroko.

Serangan lebih banyak terjadi setelah tengah malam.

ISIS telah kehilangan banyak wilayah di Suriah dan Irak. Banyak anggotanya yang mundur dari daerah lain berkumpul di daerah lembah Efrat Suriah.

Koalisi yang dipimpin AS mengatakan bahwa mereka berhati-hati untuk menghindari korban sipil dalam serangan udara dan menyelidiki apapun yang dilaporkan telah terjadi.

Sementara, kelompok ISIS di Timur Tengah menyerukan pengikutnya untuk perang habis-habisan di Barat saat Ramadhan dimulai. Seruan ini disampaikan dalam sebuah pernyataan di YouTube dan melalui majalah propagandanya, Rumiyah.

Retorika kelompok radikal ini memicu kekhawatiran dari negara-negara Barat soal kemungkinan akan adanya serangan baru. Inggris, misalnya, telah mengerahkan tentara dan polisi bersenjata untuk patroli di sepanjang kawasan Whitehall di dekat Downing Street sejak kemarin.

(ind)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews