Bom Bunuh Diri di Inggris; Luka dari Lubuk Kalbu Ariana Grande

Bom Bunuh Diri di Inggris; Luka dari Lubuk Kalbu Ariana Grande

Foto: reuters

SEORANG pembom bunuh diri membunuh setidaknya 22 orang dan melukai 59 lainnya di sebuah gedung konser di kota Manchester, Inggris, Senin malam (22/05/2017). Perdana Menteri Theresa May menyebutkan tindakan memuakkan itu menargetkan anak-anak dan remaja.

Presiden AS Donald Trump menggambarkan serangan tersebut sebagai karya "pecundang jahat". Sedangkan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan mempererat kerja sama dengan Inggris melawan orang-orang yang tidak manusiawi semacam itu.

Sehari setelah peristiwa pemboman itu, polisi disebutkan sudah mengetahui identas pelaku bom bunuh diri. Selain itu, polisi  juga menangkap pria berusia 23 tahun yang diduga terkait dengan tragedi saat orang-orang mulai meninggalkan konser  Ariana Grande, penyanyi AS yang menjadi idola anak-anak muda.

Walikota London Sadiq Khan mengatakan ia telah memerintahkan polisi untuk menelusuri kasus bom bunuh diri ini hingga tuntas.

Serangan pada Senin itu adalah yang paling mematikan di Inggris setelah peristiwa bom bunuh diri yang menwaskan  52 orang diri di sistem transportasi London pada2005. Tetapi akan memiliki gema yang jauh melampaui pantai Inggris.

Seorang saksi mata menceritakan peristiwa mengerikan itu di arena konser pada arena indoor terbesar di Eropa, yang berkapasitas 21.000 itu. "Itu benar-benar hanya satu menit setelah konser berakhir,  lampu menyala dan bom meledak," kata Sabastian Diaz, 19 tahun.

"Kami berlari dan orang-orang berteriak-teriak dan mendorong anak tangga berebutan keluar. Orang-orang terjatuh, gadis-gadis menangis, dan kami melihat mereka dirawat oleh paramedis."

Sebuah video yang diposkan di Twitter menunjukkan penggemar, banyak dari mereka muda, menjerit dan berlari dari lokasi konser. Puluhan orang tua panik mencari anak mereka, memajang foto di media sosial dan memohon informasi .

Penyanyi Ariana Grande, 23 tahun, mengatakan di Twitter, "hatiku terluka, dari lubuk kalbuku, aku sangat menyesal, aku tidak punya kata-kata."

Tidak ada klaim tanggung jawab atas pengeboman tersebut. Namun para pejabat dari AS mengarahkan tudingannya pada ISIS. Apalagi, para pendukung ISIS melalui media sosial menunjukkan rasa senangnya pada peristiwa tragis itu.

Polisi anti-terorisme Inggris mengatakan bahwa  sejumlah orang yang diduga terkait dengan terorisme.

Pada Maret, seorang anak laki-laki kelahiran Inggris masuk Islam menabrakkan mobil ke pejalan kaki di Jembatan Westminster London, menewaskan empat orang sebelum menikam  seorang perwira polisi hingga tewas di dekat gedung parlemen. Pria itu ditembak mati di tempat kejadian.

Pada 2015, mahasiswa Pakistan Abid Naseer dinyatakan bersalah di pengadilan A.S. karena berkomplot dengan Al Qaeda untuk meledakkan pusat perbelanjaan Arndale di pusat kota Manchester pada April 2009. ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews