Apel Kebangsaan di Batam, Apakah Indonesia Sedang Genting?

Apel Kebangsaan di Batam, Apakah Indonesia Sedang Genting?

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Meskipun hujan lebat mengguyur lapangan Engku Putri Batam Centre, Batam, hari ini, namun apel kebangsaan yang dilaksanakan Nahdatul Ulama, Paten, serta berbagai elemen kepemudaan tetap berjalan sampai selesai.

Apel yang mengusung tema Hari Kebangkitan Nasional mengumandangkan seruan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila tetap terjaga.

Dipimpin mantan Lurah Sei Jodoh Imam Tohari, upacara ini tampak dihadiri Ketua DPRD Batam Nuryanto, Kapolres Barelang AKBP Hengki, mantan DPR RI Richard Pasaribu serta tokoh tokoh pemuka agama dan masyarakat.

Dari informasi yang didapatkan batamnews.co.id, kegiatan apel kebangsaan tersebut hanya mendapatkan izin hingga pukul 18.00 dari pihak kepolisian. Hingga apel berakhir, keadaan kota Batam tetap damai.

Sejak tahun lalu, sejumlah kegiatan yang membawa massa yang besar sudah beberapa kali terjadi. Dimulai saat Pilkada DKI Jakarta. Awalnya, adalah aksi massa yang menentang Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Jakarta. Hanya saja aksi ini belum sampai ke Batam.

Setelah aksi itu, giliran pendukung Ahok yang berunjuk rasa menentang putusan pengadilan yang menghukum Ahok dua tahun penjara lantaran kasus penistiaan agama. Bahkan aksi ini sampai menjalar ke ke  lapangan Welcome to Batam.

Kemudian, masih berlanjut massa Ahok yang membakar lilin sebagai bentuk dukungannya. Selanjutnya ada aksi-aksi sporadis lain, di antaranya disebutkan mendukung keberagaman Indonesia yaitu soal Bhinneka Tunggal Ika dan membela keutuhan NKRI. Kemudian berlanjut dengan Apel Kebangsaan hari ini.

Disebutkan apel kebangsaan ini tak ada kaitannya dengan aksi-aksi massa pendukung Ahok itu. Hanya saja, disebutkan apel kebangsaan ini wujud dari semangat menjaga keutuhan negara. Banser Nahdatul Ulama siap menghadapi pecundang perusak negara kesatuan," kata Ketua Panitia Acara Apel Kebangsaan Imam Tohari.

Imam Tohari menyesalkan aksi beberapa kelompok yang ingin menghancurkan negara Republik. "Tanpa kiai dan ulama, kemerdekaan Republik Indonesia mustahil direbut. Jadi jangan coba coba jadi pecundang pemecah NKRI dan Pancasila," katanya.

Namun, Imam Tohari tak menyebutkan kelompok mana saja yang dianggap akan menghancurkan negara Republik Indonesia itu. Apakah Indonesia ini sudah demikian gentingnya sehingga perlu gerakan bersama untuk membela negeri? Imam Tohari juga tak menjelaskannya. ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews