Kendati Pernah Ditangkap TNI-AL, Kapten Kapal Singapura Ini Terpesona Perairan Bintan

Kendati Pernah Ditangkap TNI-AL, Kapten Kapal Singapura Ini Terpesona Perairan Bintan

Ilustrasi satu sudut keindahan Pulau Bintan. (Foto: dok.)

BATAMNEWS.CO.ID, Singapura - Dua hari bersua dengan keluarganya, Kapten Kapal Singapura Ricky Tan Poh Hui sudah mulai terkenang akan indahnya laut di perarian Bintan. Maklumlah, di titik inilah ia mengalami pengalaman baru dalam sejarah hidupnya selama 20 tahun memandu pemancing di lautan lepas.

Di perairan yang cukup dekat dengan Pedra Branca, sebuah pulau yang terletak sekitar 40 km dari pantai timur Singapura, itu Tan yang mengemudikan Kapal Seven Sea Conqueress, ditangkap TNI AL Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 20 Agustus 2016.

Setelah melewati masa penahanan yang membosankan selama delapan bulan, ia dibebaskan pada pada 26 April 2017, setelah mengaku bersalah melakukan pelanggaran di perairan Indonesia. Ia dihukum enam bulan percobaan dan denda Rp5 juta. Dan itu berarti ia sudah bebas di saat ia divonis bersalah.

Setelah memperbaiki kapal dan menyelesaikan beberapa masalah, dia mengarungi lautan selama enam jam ke Marina Country Club pada Kamis malam kemarin. Jumat, dua hari lalu, ia akhirnya dia bertemu kembali dengan keluarganya, di flat mereka di Tampines.

Hari ini, laman straitstimes.com menuliskan bahwa Tan berniat untuk segera bekerja."Saya masih akan kembali memancing," katanya. Dan ia tertarik untuk datang lagi ke tempat ia ditangkap dan memancing di sana.

Dia menambahkan bahwa akan mencari izin dari pihak berwenang Indonesia sebagai tindakan pencegahan di masa depan.

Sementara beberapa orang mungkin khawatir akan melakukan perjalanan memancing, Tan mengatakan bahwa pihaknya masih aman.

"Selama Anda mengikuti prosedur yang benar, Anda tidak akan menghadapi masalah apapun. Wilayah manapun yang Anda masuki, Anda harus mendapatkan izin yang benar," katanya.

"Kegiatan perikanan masih terus berlanjut," kata Agustin Chai Chai, 49, pemilik travel organizer Fishing Affairs kepada The Straits Times. "Anggota masyarakat sekarang lebih berhati-hati dengan rute perjalanan." ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews