Dugaan Pemerasan dengan Ancaman Tidur di Kakus

Beredar Video Rutan Tembesi: Mama Minta Maaf ke Petugas Rutan, Nanti Mereka Marah

Beredar Video Rutan Tembesi:  Mama Minta Maaf ke Petugas Rutan, Nanti Mereka Marah

Ilustrasi. (Foto: batamnews.co.id)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Setelah muncul pemberintaan tentang "baiaya" Rp2,5 juta untuk tidur nyaman di Rumah Tahanan (Rutan) Tember, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau, kini beredar video seorang tahanan berteleponan dengan seseorang dan menjeleskan soal uang itu.

Berbaju t-shirt biru muda, pria berkepala plontos di dalam video yang juga ada di YouTube itu terlihat berbicara dengan seseorang dengan menggunakan telepon seluler. Dia adalah salah seorang yang meminta istrinya untuk mencari uang agar bisa tidur nyaman dalam tahanan itu.

Ia menyampaikan kepada istrinya bahwa tak benar ada permintaan uang untuk tidur enak itu. "Nanti mama telpon ke pak joko dan mama minta maaf," ujarnya seperti terekam dalam video yang didapat batamnews.co.id, Selasa (2/5/2017).

Lalu ia melanjutkan percakapannya, "mama bilangin bahwa duit yang diminta sebesar Rp.2.500.000 itu tidak ada masalah dan duit itu untuk kebersamaan kami di dalam. Nanti mama minta maaf ke petugas Rutan karena nanti mereka marah."

Begitulah cuplikan rekaman video yang terlihat seperti direkam dengan kamera telepon seluler. 

Pertanyaannya siapa yang merekam vdeo itu? Tentu agak aneh jika dilakukan oleh teman-teman si tahanan yang berteleponan dengan ponsel itu.  Sebab tak mungkin pula ia menguploadnya ke YouTube. Kecuali jika tahanan yang mendekam dalam Rutan Tembesi mendapat fasilitas menggunakan ponsel dan mengakses internet. Soal ini juga belum ada penjelasan dari pejabat di rutan.

Kemungkinan lainnya video itu direkam oleh petugas Rutan Tembesi. Hanya saja untuk apa dilakukan? Tak ada penjelasan apakah benar video ini untuk menyangkal berita yang pernah ditulis batamnews.co.id.

News portal batamnews.co.id, sebelumnya memberitakan tentang dua tahanan Rutan Tembesi, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau, yang diduga jadi korban pungutan liar.  Mereka adalah tanahan dalam kasus perompakan di laut. Keduanya terpaksa menyetor kepada oknum petugas Rutan sebesar Rp2,5 juta agar tak tidur di kakus (toilet).

Dua tahanan itu menyuruh istrinya mencari duit pada 29/3/2017, bahkan si isteri menduga suaminya menghungi dengan ponsel petugas rutan, sebab ia tak mengenal nomor itu. Selain itu, ada juga pesan singkat dari nomor ponsel yang menghubunginya tadi.

“SMS itu minta kirim uang sebesar Rp 2,5 juta ke dua rekening. Rekening pertama atas nama inisial (SH) Bank BNI sebesar Rp 1 juta, kemudian ke rekening (TS) Bank BRI sebesar Rp 1 juta," ujar MP, istri salah seorang tahanan tadi.

Ia mengaku mentransfer setelah mendapat uang pinjaman dari orang lain. “Semenjak uang yang diminta itu dikirim nomor yang menghubunginya itu susah ditelepon,” ujar MP. Pernah sekali teleponnya diangkat, namun saat itu orang di seberang telepon menyebutkan, suaminya berada di dalam tahanan.

Menurut MP, kejadian itu tak hanya menimpa dirinya sendiri. Diduga ada tahanan lain yang mengalami hal yang sama. Seorang wanita lainnya, S, juga mengaku dimintai uang mencapai Rp 1 juta. Uang itu dikirim ke nomor rekening yang sama. “Saya juga sudah mengirim,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Rutan Tembesi David Gultom mengatakan akan menindak tegas setiap anggotanya yang terlibat dalam pemerasan itu. "Di dalam rutan tidak menggunakan uang kontan," katanya. ***

Kilik tautan ini untuk melihat videonya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews