Pengamat Otomotif Akui Pertalite Lebih Unggul Dibandingkan Premium

Pengamat Otomotif Akui Pertalite Lebih Unggul Dibandingkan Premium

Ilustrasi seorang petugas SPBU melayani pembeli pertaline (Foto: Dok.Jitunews)

Hampir dua tahun setelah diluncurkan, bahan bakar minyak jenis Pertalite menuai pujian. Pertalite dinilai jauh lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan bahan bakar minyak lainnya seperti Premium. Keunggulan Pertalite tidak hanya pada kendaraan yang digunakan pada jalanan lurus dan kondisi macet, namun juga pada tanjakan. 

Seperti disampaikan pengamat otomotif, Bebin Djuana. Kata dia, masyarakat pada umumnya hanya melihat keunggulan Pertalite dari sisi RON, di mana RON Pertalite adalah 90-91 sedangkan Premium 88. Hal ini terjadi, karena memang yang langsung dirasakan adalah tenaga mesin yang lebih besar dibanding memakai Premium. 

Padahal, lanjutnya, seharusnya masyarakat tidak hanya melihat dari sisi RON, karena keunggulan Pertalite lebih dari itu. “Bukan hanya dilihat dari (lebih sedikitnya) polusi yang dihasilkan, tetapi juga pembakaran yang lebih bersih sehingga untuk jangka panjang lebih sedikit menyisakan karbon dalam ruang pembakaran,” kata Bebin dalam rilis yang diterima batamnews.co.id, Rabu (3/5/2017).
 
Bebin yang saat dihubungi berada di Eropa, menambahkan, penggunaan Pertalite memang membuat ruang bakar lebih bersih. Hal itu sangat berbeda jika kendaraan mempergunakan Premium. Secara umum, lanjut Bebin, kendaraan yang memakai Premium dalam 2-3 tahun sudah mulai ‘mengelitik,’ terutama untuk kendaraan yang sehari-hari akrab dengan kemacetan. Hal itu, imbuhnya, merupakan pertanda bahwa timbunan karbon yang cukup signifikan dalam ruang pembakaran. 

Karena pembakaran yang lebih bersih itulah, Pertalite juga lebih unggul dibandingkan Premium untuk daerah dengan topografi menanjak dan menurun. Pasalnya, kualitas pembakaran yang jauh lebih baik, tentu berimbas juga pada peningkatan performa mesin. “Hal ini cocok dipergunakan untuk menghadapi tanjakan, karena pada kondisi seperti itu dibutuhkan torsi yang mumpuni dari mesin,” jelas Bebin. 
 
Dari berbagai keunggulan itulah, penggunaan Pertalite lebih ekonomis di berbagai medan di seluruh Indonesia. Memang, lanjut Bebin, sampai saat ini belum ada  perhitungan secara langsung mengenai penghematan antara penggunaan Pertalite dengan Premium.

Namun setidaknya, hal itu bisa dilihat dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan pengguna Premium, akibat kondisi ruang bakar yang penuh karbon. “Untuk pekerjaan semi overhaul (membersihkan kerak sisa pembakaran), termasuk biaya termasuk suku cadang, berada pada kisaran Rp3-4juta,” lanjut Bebin. 

Dihubungi terpisah, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno juga memuji keunggulan Pertalite. Menurutnya, Pertalite menjadi alternatif bahan bakar dengan kualitas jauh lebih baik dibandingkan Premium, namun dengan harga terjangkau. “Pada kendaraan, bahan bakar ibarat air minum. Jika air minum baik dan sehat, tentu menyehatkan pula bagi tubuh. Begitu juga dengan Pertalite, sebagai bahan bakar jauh lebih menyehatkan dibandingkan Premium,” kata Mukiat.

Dari berbagai laporan servis Hyundai, Mukiat mengaku bahwa ruang bakar kendaraan yang mempergunakan Pertalite, ternyata jauh lebih baik dibandingkan Premium. Dengan RON yang tinggi, kata dia, tidak ditemukan jelaga yang kerap dikeluhkan customer sebelumnya. “Masukan dari bengkel, customer sudah tidak begitu komplain mengenai efek ‘mengelitik’  dan keluhan lain untuk Pertalite. Artinya, kualitas Pertalite memang bagus,” lanjut Mukiat. 

Melihat keunggulan tersebut, Mukiat berharap, Pertamina bisa memperluas area distribusi Pertalite. Sebab, saat ini Pertalite hanya banyak ditemui di kota-kota besar, namun jarang di daerah. “Bahkan, kalau sebarannya sudah baik, Pertamina bisa mengevaluasi apakah Premium masih diperlukan atau tidak. Apalagi, engine sekarang sudah diakomodasi untuk emisi gas buang yang lebih baik,” lanjutnya.***

 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews