Kampung Bule Batam, No Money No Honey

Kampung Bule Batam, No Money No Honey

Ilustrasi Go Go bar ala Thailand di Batam . (Foto: jakarta100s.com)

HIBURAN malam di Kampung Bule, Nagoya Batam, ternyat tak sekedar melihat gadis-gadis berpakaian seksi di depan pintu bar dan pub semata.

Lokasi dugem ini disebut-sebut  menjadi mini "Red Light Distric" Batam yang menyediakan jasa pelacuran yang kendati ada larangan namun tetap dilakukan secara terbuka dan tanpa malu-malu.  Bahkan penamaan sejumlah tempat hiburan di sini berkonotasi seksual.

Suasana seperti itu, sudah bisa dilihat gambarannya dengan hanya berkeliling Kampung Bule saja. Berupa kompleks pertokoan berjejer berhadapan yang terpisahkan jalan.

Semuanya berisi tempat hiburan malam seperti bar dan pub, hanya ada beberapa restoran makanan yang tetap saja menyediakan minuman beralkohol.

Suasana keramaian di Kampung Bule tak hanya terlihat di setiap akhir pekan, namun hampir saban malam. Sebab yang datang adalah para wisatawan yang memang tak terpengaruh dengan hari kerja.

Oh ya, hiburan malam di Kampung Bule tak hanya sebatas itu saja. Ada sebuah tempat hiburan menyediakan bar ala "A Go Go"  yang mirip dengan  Pattaya, Thailand. A Go Go adalah adalah sejenis bar yang menawarkan tari telanjang perempuan sejenis striptease.

Berbeda dengan di Pattaya, A Go Go bar terbuka bebas, nah di Kampung Bule letaknya tersembunyi. Bahkan untuk memasukinya harus melalui pintu belakang sebuah bar.

Suasananya tak gemerlap. Terasa agak kotor. Di dalamnya ramai hostes. Ada panggung, sepertinya inilah dance floor, menyediakan beberapa tiang besi bulat mengkilap yang biasa digunakan para penari telanjang di A Go Go.

Namun, di bar ini tak ada sosok penari yang khusus untuk itu. Siapapun bisa tampil menari.

Misalnya, laman jakarta100s.com menuliskan, penhgunjung bisa meminta salah satu hostes dan memberinya sejumlah uang untuk beratraksi laksana streaptease. Ia akan meliuk-liuk tak beraturan di besi bulat itu tanpa sehelai benangpun. Berapa biayanya? Hm, ada yang bilang berkisar antara Rp200 ribu sampai Rp500 ribu.

Tak hanya sebatas itu, untuk melakukan sesuatu yang lebih jauh lagi disediakan ruangan di lantai atasnya. "Bisa melakukan apa saja kok di ruangan atas, asalkan cocok harganya," bisik seorang pelayan.

Ternyata, meminta pelayan menari ala streaptise ini juga tak hanya di bar itu saja. Di sebuah KTV yang juga terletak di Kampung Bule, beberapa "PR" (istilah untuk pemandu bernyanyi di ruangan  KTV) juga bersedia melakukan hal yang sama.

Sebetulnya, istilah PR itu berarti Public Relation, namun entah mengapa di Batam ini konotasinya menjadi berbeda. Bahkan maknya lebih dekat kepada pelayan di ruangan karaoke.

Para pelayan yang disebut PR akan bersedia menari ala streaptease asalkan diberikan tips yang cocok. Bahkan ada juga yang bersedia melakukan hubungan seks dengan tarip Rp1,5 juta. Bahkan beberapa KTV menyediakan kamar khusus yang letaknya tepat di sebelah ruangan untuk bernyanyi karaoke.

Praktek pelacuran itu semuanya tentu saja terselubung. Tempat hiburan di Kampung Bule Batam nyaris selengkap di sejumlah kota besar di Indonesia, seperti di Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bali. Tak sekedar menghibur, tapi juga menggairahkan.

Tetapi peraturan yang perlaku tetap sama, yaitu "No Money  No Honey". ***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews