Drama 5 Menit Puting Beliung di Arena STQ Natuna yang Menakutkan

Drama 5 Menit Puting Beliung di Arena STQ Natuna yang Menakutkan

Halaman Masjid Agung Natuna yang menjadi pusat STQ tampak porak poranda dihantam angin puting beliung (Foto: Ikhsan/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Awan pekat menyelimuti langit Masjid Agung Natuna siang itu. Semua orang sedang sibuk. Para pedagang tengah mempersiapkan lapak berjualan. 

Perwakilan kecamatan sibuk menata stand-stand bazaar dan kegiatan lainnya. Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) larut dalam hiruk pikuk. Siang itu Ayat-ayat suci sedang tidak dilafazkan. Maklum aktivitas pertandingan di astaka sedang kosong.

Jarum jam menunjukkan tengah hari pukul 12.00 WIB, Kamis 26 April 2017. Peristiwa dramatis itu hanya berlangsung 5 menit saja. Lokasi STQ pun rata.

Awalnya, gumpalan awan berubah menjadi hujan yang sangat deras disertai tiupan angin. 

Warga baru akan mencari tempat berlindung. Angin berdesis menyerupai pusaran tiba-tiba datang menyusur arena utama pergelaran STQ ke-IX Natuna itu. 

Kursi-kursi terangkat dan tercampak. Tenda-tenda terbalik dan roboh. Astaka porak-poranda. Dua kali ia berbalik melewati halaman depan Mesjid Agung Natuna. 

Hanya tiga menit, waktu bagi puting-beliung itu meluluhlantakkan apa saja yang dilaluinya. Bahkan benda pecahan triplek astaka sampai terangkat hingga setinggi menara Mesjid yang menjulang itu. 

Sebagian kios pedagang hancur. Ia terus bergulung ke area pemukiman tak jauh dari sana, tepatnya di wilayah Puak.

Ada beberapa rumah di lokasi dan tempat karaoke hiburan malam. Lokasi itu juga hancur, atapnya terlepas dan beberapa dinding roboh.

Padahal, malam sebelumnya, Rabu (25/4/2017), STQ baru saja dibuka langsung oleh Bupati Natuna. 

Beduk tanda dibukanya acara perlombaan menandai seremoni pembukaan yang cukup meriah. Acara malam pembukaan diisi lantunan ayat suci Alquran.

Ramai warga yang hadir di lokasi Mesjid. Namun, kesan yang nampak seperti sebuah expo yang tengah digelar. Jejeran pedagang, stand-stand menjadi hiburan menarik bagi masyarakat malam itu.

Sejak malam Taaruf Senin (24/4/2017) malam, bertepatan juga dengan peringatan Isra' Mi'raj, lantunan ayat suci Alquran selalu menghiasi bagian seremoni acara. 

Dwi, menjadi salah satu pedagang dadakan yang ikut berjualan di area Mesjid Agung. Ia mengingat banyaknya warga yang datang.

"STQ kali ini lumayan meriah. Tapi ya paling kebanyakan orang, kalau  muda-mudi pergi pacaran, yang dewasa belanja. Mungkin sekalian jalan-jalan," ujarnya. 

"Ramai sih. Anak-anak muda lah kebanyakan. Tapi malah untuk pergi gaul semua. Bagusnya di arena ini enaknya pakai baju bernuansa agamis lah, bukan pakai baju ketat sama lengan pendek," ujarnya sedikit tersenyum.

Ramainya warga diakui betul oleh Dwi terus berlanjut hingga momen pembukaan yang juga dihadiri ribuan orang itu.

"Malam yang ramai. Tapi kalau untuk nuansa relijinya, hanya pada orang yang bertanding saja. Tapi mau bagaimana lagi, kan masyarakat butuh hiburan lain, sekalian jalan-jalan mereka mungkin," ujarnya.

Ada satu hal yang membuat Dwi merasa miris. Keagungan Mesjid terbesar di Natuna ini menurutnya tenggelam dalam seremoni.

"Saya memang jualan, tapi biasanya, saya usahakan solat di Mesjid. Apalagi kalau azan berkumandang. Karena orang-orang kebanyakan ekstra sibuk dengan urusan masing-masing di lokasi STQ, bazar, belanja, nongkrong, stel sound sistem dan lainnya," ujar dia. 

"Mesjid Agung ini besar, tapi kalau berjemaah tak sampai satu saf, kan sayang. Saya senang solat di dalamnya sejuk. Saya juga nggak mau terlalu larut dalam kesibukan," ceritanya.

Ia masih bersyukur kedai makanan miliknya masih terhindar dari pusaran angin. "Ada beberapa kedai yang berserakan, kasian juga, Tapi yang namanya musibah ambil hikmahnya saja," kata pria beranak 2 ini.

Pihak panitia STQ untungnya bertindak cepat mengatasi musibah ini. Kendati astaka di halaman utama STQ hancur. Pertandingan akhirnya mau tak mau pindah dari luar ke dalam mesjid. Begitupun saat penutupan.

Bagi Dwi, insiden STQ ini diakuinya sebagai hal yang penuh makna.  "Yang jelas, seluas itu kota Ranai ini, kenapa angin berputar-putar ini muncul pas di sana, momennya itu pula. Mungkin itu hanya kebetulan. Tapi tergantung dari sudut pandang mana kita melihat musibah itu," ujarnya.

Angin puting beliung yang terjadi di arena STQ cukup mengerikan. Saking kuatnya hingga sebuah pohon di halaman Mesjid tercabut bersama akarnya. Hal yang disyukuri semua orang, tidak ada korban dari kejadian ini.***

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews