Semalam Menyusuri Kampung Bule Batam

Semalam Menyusuri Kampung Bule Batam

Salah satu sudut Kampung Bule, Nagoya, Batam. (Foto: Nurlis E Meuko/batamnews.co.id)

PULUHAN pria berkulit putih dengan hidung mancung, berlalu-lalang di Komplek Batam Plaza, Kampung Bule, Nagoya, Batam, menoleh kiri kanan mencari bar yang menarik hati.

Kampung bule, terletak sangat strategis, berlokasi di pusat Bisnis dan perhotelan kota Batam, atau tepatnya dibelakang KFC dan Hotel Harmoni Nagoya.

Salah satu tempat wisata malam yang hampir setiap malam ramai oleh pengunjung yang didominasi oleh warga negara asing (WNA) atau turis lokal (WNI).

Sekitar 42 Bar dan Cafe, berjejer di beberapa blok. Dengan nuansa dan tema yang berdeda-beda, dan Kampung Bule hampir mirip dengan tempat wisata di Legian, Bali, juga hampir sama dengan Jalan Jaksa, Jakarta Pusat, dulu.

Seorang WNA asal New York, Amerika Serikat, Jhonsen, yang datang untuk makan malam dan menikmati beer di Kampung bule, mengatakan hampir setiap malam datang ke tempat itu.

"Saya makan malam, dan menikmati sebotol kecil beer, setelah bekerja seharian," ucap pria yang bekerja di Kawasan Tanjung Uncang ini.

Menurutnya, Kampung bule merupakan tempat yang bagus, pelayanan yang ramah, makanan yang enak dengan harga yang relatif murah.

Pria yang sudah cukup lama menetap di Batam itu, melihat Batam Sebagai kota yang cantik, semuanya apa adanya, tidak neko-neko dan dari segi harga jauh lebih murah dibanding dengan Singapura.

"10 tahun kedepan Batam akan tinggalkan Singapura, kalau pemerintah benar-benar serius membangun," prediksi pria ini.

****

Alunan musik dari Bar-Bar yang berada di Kampung Bule, Nagoya, Batam, terdengar sedikit santai, dengan dihiasi lampu remang-remang, memancarkan suasana yang romantis dan hangat.

Kendaraan yang terparkir di pinggir jalan depan bar, menandakan adanya pengunjung yang ingin bersantai dan menikmati malam di sana.

Beberapa waktu lalu, Petugas sempat melakukan razia di tempat tersebut dan mengamankan puluhan orang warga negara asing (WNA) yang tidak memiliki dokumen. Puluhan orang tersebut di giring ke POM AL, dan dikembalikan ke negara asal mereka.

Suasana usai dirazianya Kawasan Kampung Bule, Nagoya, Batam, Kepri, masih terlihat berjalan seperti biasanya, dan ramai oleh pengunjung, baik turis Lokal atau luar negri yang hendak menghabiskan waktu malam.

Wanita-wanita yang dibalut dengan pakaian minim, menghiasai kawasan tersebut. Mereka terlihat duduk-duduk di depan bar sambil menunggu pengunjung, sembari bercanda dan bermain gadget.

Tidak semua bar ada wanita malam yang dibalut dengn baju seksi, ada beberapa bar yang benar-benar menjadi tempat untuk bersantai untuk menikmati makan dan minum.

***

Di sela-sela lalu-lalang pengunjung dari berbagai negara di Kampung Bule, ada bocah-bocah malam yang menghampiri mereka. Bocah ini menadahkan tangan meminta sedekah. Biasanya si pengunjung menjawab dengan senyum saja.

Selain itu di beberapa emperan toko, ada orang-orang yang tiduran di atas kardus. Mereka seperti peminta-minta.

"Sayangnya, pemerintah tidak memperhatikan, padalah ini salah satu tempat wisata di Batam," ujar Iyan, warga yang sudah lama di Kampung Bule.

Menurutnya, tidak semua bar memiliki wanita yang dibalut dengan pakaian seksi, ada sebagian bar yang tertutup dan menjadi tempat untuk sekedar makan, dan juga minum.

"Tidak semua terbuka, ada juga yang tertutup dan tidak ada wanita yang menemani minum," ucap pria asal Aceh tersebut.

Oh ya, nama Kampung Bule, menurutnya karena banyak Warga Negara Asing (WNA) yang datang ke tempat tersebut untuk bersantai dan melepas lelah usai bekerja atau yang sedang berlibur.

"Makanya orang-orang menyebutnya kampung bule," ujar pria yang sudah 24 tahun di Batam itu.***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews