Batal ke Korea Utara, Mengapa Gugus Tempur Amerika Belok ke Selat Sunda?

Batal ke Korea Utara, Mengapa Gugus Tempur Amerika Belok ke Selat Sunda?

Kapal induk USS Carl Vinson dan sejumlah kapal perang AS lain berada di Samudera Hindia akhir pekan lalu. (reuters via bbc.com)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Gugus tempur angkatan laut AS yang terdiri dari sebuah kapal induk dan kapal perang lainnya ternyata tidak berlayar menuju Korea Utara sebagaimana diumumkan semula, melainkan menuju arah yang berlawanan.

Pada 8 April lalu, Angkatan Laut AS mengatakan gugus tempur Carl Vinson diarahkan menuju ke semenanjung Korea, sebagai langkah kesiagaan.

Pekan lalu Presiden Trump mengatakan sedang mengerahkan sebuah 'armada.'

Namun kelompok itu ternyata bergerak menjauh selama akhir pekan lalu, dan mengarah ke Samudera Hindia melalui Selat Sunda.

Komando Pasifik AS mengatakan pada Selasa (18/04) bahwa mereka telah membatalkan rencana berlabuh di Perth, dan sudah menyelesaikan pelatihan yang dijadwalkan bersama Australia setelah meninggalkan Singapura pada 8 April.

Gugus tempur itu sekarang 'melanjutkan perjalanan ke Pasifik Barat seperti yang diperintahkan.'

Tidak jelas apakah hal itu merupakan langkah pengecohan yang disengaja, yang mungkin dirancang untuk menggertak pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, atau memang perubahan rencana atau malah sekadar miskomunikasi saja, kata wartawan BBC Stephen Evans.

Pengerahan gugus tempur ini membuat hubungan Korea Utara dan AS makin menegang selama beberapa pekan terakhir, bahkan Korea Utara mengancam untuk melancarkan serangan nuklir.

Korea Utara menggelar unjuk kekuatan militer sebagai bagian dari parade selama akhir pekan lalu dan menguji coba rudal lain pada hari Minggu, namun meledak segera setelah peluncuran, kata Pentagon.

AS menuduh Korea Utara mencoba untuk 'melakukan provokasi,' dan Menteri Pertahanan AS James Mattis menyebut uji coba yang gagal ittu merupakan langkah gegabah.

Pyongyang mengatakan mereka tidak gentar pada AS, dan siap menguji-coba rudal setiap minggu, dan memperingatkan 'perang habis-habisan' jika AS mengambil tindakan militer.

"Jika AS merencanakan serangan militer terhadap kami, kami akan bereaksi dengan serangan-serangan pendahuluan menggunakan nuklir dengan gaya dan metode kami sendiri," kata Wakil Asing Menteri Luar Negeri Han Song-ryol dalam wawancara dengan BBC, Senin lalu. ***

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews