Jelang GP Argentina

Ini Sejarah Persaingan Ketat di Sirkuit Termas de Rio Hondo

 Ini Sejarah Persaingan Ketat di Sirkuit Termas de Rio Hondo

Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Rio Hondo - Seri kedua MotoGP 2017 berlangsung di Argentina, Minggu (9/4/2017). Ini adalah kali ke-14 Negeri Tango menjadi tuan rumah kejuaraan balap motor.

Grand Prix Argentina merupakan seri pertama MotoGP yang digelar di luar Eropa. Sejak 2014, Sirkuit Termas de Rio Hondo menggantikan Sirkuit Oscar Alfredo Galvez yang menggelar balapan pada 1961 hingga 1999.

Sejumlah kalangan menilai Rio Hondo masuk dalam kategori menengah. Pada skala satu sampai lima, sirkuit ini memiliki tingkat kesulitan tiga.

Kepiawaian peserta dalam mengerem akan jadi penentu kesuksesan mereka menaklukkan sirkuit dengan panjang 4.805 meter itu. Tercatat ada delapan bagian di mana pembalap harus mengurangi kecepatan kendaraannya. Waktu pengereman bahkan masuk kategori cukup tinggi, yakni sekitar 31 persen dari keseluruhan durasi balapan.

Rio Hondo punya 14 tikungan, sembilan ke kanan dan lima ke kiri. Tantangan yang paling sulit untuk dilalui adalah tikungan kelima. Di sini pembalap MotoGP kadang terlena dengan trek lurus dan lupa melakukan pengereman.

Pada debutnya, Sirkuit Termas de Rio Hondo dikuasai pembalap asal Spanyol. Marc Marquez juara di kelas MotoGP dan Esteve Rabat di ajang Moto2. Sementara kelas Moto3 dirajai oleh pembalap Italia, Romano Fenati.

Pembalap berjuluk The Baby Alien tersebut menginjak podium tertinggi dengan keunggulan 1,8 detik dari sang runner up, Dani Pedrosa. Sementara tempat ketiga dihuni Jorge Lorenzo dan mereka semua sama-sama berasal dari Spanyol.

Setahun kemudian, dominasi pembalap Negeri Matador dapat diruntuhkan. Di ajang MotoGP, joki asal Italia dapat berjaya. Valentino Rossi finis terdepan, sementara Andrea Dovizioso menempel ketat di posisi dua.

Di pentas Moto2, GP Argentina 2015 jadi milik Johann Zarco yang berasal dari Prancis. Sedangkan di kelas Moto3, gelar juara jatuh ke pelukan Danny Kent, pembalap asal Inggris.

Di tahun berikutnya, Marc Marquez kembali membuktikan diri sebagai yang terbaik di lintasan 4,8 km ini. Ia juara dengan catatan waktu 34 menit 13.628 detik. Pembalap Repsol Honda itu unggul jauh dari Rossi yang finis di urutan dua. Marquez unggul 7,6 detik.

Tapi sayang, dominasi pembalap Spanyol tak terulang lagi di GP Argentina 2016. Sebab hanya Marquez yang berdiri di podium tertinggi. Pada kelas Moto2, bagian tersebut diinjak oleh Zarco. Sedangkan di Moto3 terjadi kejutan besar dimana pembalap Malaysia, Khairul Idham Pawi sukses memenangkan persaingan.

Melihat rekaman sejarah, wajar jika pembalap Spanyol kembali diunggulkan pada GP Argentina 2017. Khusus ajang MotoGP, Marquez sepertinya akan berusaha keras merebut kemenangan.

Sebab pada seri pertama di Sirkuit Losail Qatar 26 Maret 2017 lalu, Marquez gagal mendapat podium. Dirinya harus puas finis di belakang Maverick Vinales, Andrea Dovizioso dan Valentino Rossi. Berbekal pengalaman dan semangat juang yang tinggi, pembalap bernomor 93 itu rasanya kembali diunggulkan pada balapan nanti.

Marquez kembali diuntungkan sebab Honda punya catatan bagus di Argentina. Sejauh ini pabrikan asal Jepang itu sudah 16 kali meraih gelar juara. Honda unggul jauh dari rival abadinya, Yamaha yang baru enam kali merebut kemenangan di Negeri Tango.

Tapi Marquez tetap patut berhati-hati sebab kini muncul ancaman baru bernama Maverick Vinales. Pembalap anyar Movistar Yamaha itu tampil mengesankan selama tes pramusim. Aksinya kian memikat perhatian orang saat menjuarai GP Qatar 2017. Selain itu Marquez juga harus ingat kalau Vinales berasal dari Spanyol. Jadi ada kemungkinan besar bagi MV25 untuk memenangkan lomba di negara Lionel Messi.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews