Kalah di Timur Tengah, Alumni ISIS Diprediksi Kembali ke Indonesia

Kalah di Timur Tengah, Alumni ISIS Diprediksi Kembali ke Indonesia

Ilustrasi ISIS. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Kelompok Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) sedang terdesak dan kalah di sejumlah wilayah yang dikuasainya di Irak dan Syria oleh pasukan koalisi. Kondisi itu bukan berarti kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu lenyap. Serangan teror diperkirakan akan dipindah ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus Hasanuddin, usai pertempuran di Mosul (Irak) dan Syria, bisa jadi para kombatan ISIS kembali ke negara asal mereka. Bahkan, sambung Hasanuddin, kombantan ISIS yang berasal dari Indonesia jumlahnya mencapai hampir 600 orang.   

"Diprediksi pengikut ISIS asal Indonesia yang jumlahnya hampir 600 orang akan kembali ke Indonesia dengan cara menyusup," ujar Hasanuddin di Jakarta, kemarin dilansir rimanews.

Kekhawatiran itu, kata Hasanuddin, juga dirasakan pejabat intelijen Australia yang mengatakan bahwa sisa ISIS yang berasal dari Asia Tenggara diprediksi akan kembali ke daerahnya dan membentuk basis.  

"Sesuai dengan situasi demografi dan geografi serta berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan teroris yang lalu, para kombatan ISIS akan membentuk wilayah teritori mereka, antara lain, Indonesia, Filipina selatan dan Thailand selatan," beber Hasanuddin.

Untuk mengantisipasi terjadinya aksi teror, mantan Sekretaris Militer itu mengusulkan, perlu operasi intelijen yang lebih ketat.

"Pertama, mengeliminasi kembalinya mantan kombatan ISIS yang hendak masuk Indonesia dengan meningkatkan pengawasan di bagian keimigrasian," tutur Hasanuddin.

Kedua, tambah Hasanuddin, meningkatkan pengawasan intelijen, terutama di daerah yang dijadikan basis, terutama daerah klandestein dan operasi.

Ketiga, imbuh Hasanuddin, melakuan sweeping secara intensif terhadap bahan peledak dan senjata api.

"Keempat, pembinaan terhadap masyarakat agar bisa memotong hubungan antara kombatan ISIS itu dengan warga," pungkas Hasanuddin.

Sebagai informasi, Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius pernah mengungkap bahwa setidaknya ada 500 WNI yang bergabung dengan ISIS di Suriah. Sebagai catatan, sekitar 69 WNI telah meninggal dunia dalam pertempuran di Suriah maupun Irak.

Informasi lain datang dari Lembaga analis keamanan dan intelijen, Soufan Group (2015), yang memperkirakan 700 WNI telah bergabung dengan ISIS. Mereka konon telah menyatu dengan para kombatan dari Malaysia (100) dan Filipina (100), guna membentuk Katibah Nusantara (Satuan Tempur Nusantara).

Kembalinya para simpatisan dan anggota ISIS itu memang layak diwaspadai. Lebih-lebih bila mengingat analisis yang menyebut bahwa model teror ISIS tak lagi terpusat di wilayah yang mereka kuasai macam Suriah dan Irak.

Setahun terakhir, ISIS mengalami kemunduran (penguasaan wilayah dan kekuatan) di Suriah dan Irak.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews