Pertama di Indonesia, Kapal Angkut Semen Curah Berteknologi Electric Propulsion Produksi Batam

Pertama di Indonesia, Kapal Angkut Semen Curah Berteknologi Electric Propulsion Produksi Batam

Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro saat meresmikan kapal MV Iriana (Humas BP Batam)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Industri galangan kapal di Batam memproduksi kapal angkut semen curah dengan teknologi electric propulsion. Kapal dengan kapasitas cargo 10.000 DWT ini merupakan produksi pertama di Indonesia.

Untuk menciptakan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Badan Pengusahaan (BP) Batam terus berkomitmen untuk menumbuh kembangkan sektor industri galangan kapal secara luas melalui dukungan kebijakan dan iklim usaha yang kondusif.

Hal tersebut disampaikan Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro saat menghadiri peresmian kapal MV Iriana di galangan kapal PT Sumber Marine Shipyard, Tanjung Uncang, Batam pada, Kamis (25/3/2017).

Hatanto mengapresiasi atas peresmian kapal MV Iriana, dimana mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian dan industri kapal di Batam. Menurutnya, industri galangan kapal saat ini sedang mengalami penurunan prekonomian secara global.

"Atas nama BP Batam, kami ucapkan selamat atas peresmian kapal pada saat industri shipyard mengalami kelesuan, tentu dapat memberikan motivasi dan  penghargaan yang tinggi terhadap prekonomian," ujar Hatanto.

Hatanto juga meyakinkan, pihaknya akan selalu membuka diri dan terus berupaya memberikan satrategi khusus melalui forum dan koordinasi di tingkat pusat untuk tetap menjaga industri galangan kapal di Kota Batam.

Ia juga menyampaikan rasa bangga bahwa bangsa Indonesia harus bangga buatan anak negeri mampu bersaing di dunia internasional.

Kapal MV Iriana menggunakan teknologi electric propulsion. Teknologi ini menggerakkan baling-baling kapal dengan tenaga listrik yang dihasilkan oleh Electric Motor, sehingga hemat bahan bakar serta ramah lingkungan.

Sementara itu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato saat meresmikan kapal MV Iriana mengatakan, industri galangan kapal merupakan prioritas bagi pihaknya karena mencangkup segala aspek sebagai pelengkap poros maritim.

"Industri ini merupakan prioritas bagi Kemenperin dimana terdapat padat modal, padat terknologi dan padat karya dan semua yang padat padat itu ada di sini," kata dia.

Menurutnya industri ini sangat strategis untuk mempengaruhi perkembangan infratruktur dan konektivitas pada suatu daerah dimana akan melengkapi poros maritim yang semakin kuat.

"Pemerintah punya banyak project infrastruktur yang bisa menunjang Batam untuk revive, jadi tinggal bagaimana dorongan nanti juga BP Batam untuk melobi kementerian yang lain seperti ESDM, dan beberapa kontraktor yang telah memperoleh pekerjaan. Saya usulkan untuk diundang ke Batam sehingga mereka diberikan gambaran, platform-paltform," ujarnya. 

Ia juga menambahkan, dengan pembangunan kapal tersebut dapat menghemat devisa sekitar 260 miliar untuk satu kapal sehingga dapat memperkerjakan banyak tenaga kerja lokal dan memperkuat mata uang rupiah. 

Owner PT Sumber Marine Shipyard, Haneco W. L mengaku bangga pihaknya mampu menyelesaikan kapal angkut semen curah berteknologi elektrik tersebut.

Ia menjelaskan kapal MV Iriana, murni hasil karya anak bangsa Indonesia. "Ini adalah wujud komitmen kami di dalam negeri sesuai misi Indonesia menuju poros maritim, dengan pengerjaan 1 tahun dengan 800 pekerja, keberhasilan ini mampu membuat kapal berteknologi tinggi," kata dia.

Hadir dalam peresmian tersebut, Dubes RI untuk Singapura, Staff Khusus Kementeriann Menko Maritim,  Ketua INSA, Kepala Kantor Pelabuhan kargo, kontraktor, delegasi Pemprov dan Shipyard Taiwan.*** 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews