Sikap Anda Bisa Tentukan Jenjang Karir

Sikap Anda Bisa Tentukan Jenjang Karir

Dalam sejumlah pertemuan dengan beberapa teman sekaligus klien, saya pernah bertanya hal yang sangat sensitif terkait pemecatan karyawan. Apa yang menjadi alasan terbesar mereka saat memecat seorang karyawan?

Awalnya saya berpikir, lemahnya kompetensi karyawan yang menjadi alasan utama. Tapi bagi mereka, alasan terbesar untuk memecat seorang karyawan justru adalah sikap pribadinya.

Anda dapat mengembangkan kompetensi karyawan, tapi bisakah Anda memperbaiki sikap para karyawan?

Karyawan dengan sikap yang buruk jarang sekali bisa sukses dalam pekerjaan apapun. Sikap negatif tak akan pernah mampu menambah pengaruh dan meningkatkan kemampuannya dalam memimpin.

Bagi sebagian orang, sikap positif dapat muncul secara alami. Tapi bagi siapa saja yang bermimpi bisa memimpin dengan sukses, sikap baik merupakan sebuah keharusan.

Sikap positif dapat terlihat dalam berbagai bentuk, dari karakter aslinya hingga kemampuannya melihat celah positif di tengah situasi sulit. Tapi hati-hati, sikap positif bukan berarti Anda menolak kenyataan.

Bersikap positif berarti Anda bisa menemukan banyak hal terbaik bahkan di tengah kondisi terburuk. Sikap positif akan membantu Anda mengubah situasi negatif menjadi tampak lebih baik.

Sikap tersebut lebih seperti sepasang kacamata yang mampu fokus pada peluang dan berbagai kemungkinan dalam hidup, bahkan di waktu terburuk sekalipun. 

Itulah kenapa ayah saya pernah berkata, kamu bisa melihat sikap asli seseorang saat dia berada di masa masa paling sulit dalam hidupnya.

Bagaimana Anda bereaksi saat gagal? Katakan saja, Anda terjatuh dari kursi di tengah restoran yang ramai pengunjung. Tubuh Anda pasti cepat-cepat bangkit demi menahan rasa malu.

Karena Anda sering tiba-tiba bangkit dalam kondisi sulit, Anda tak bisa belajar atau mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Anda bahkan akhirnya tidak tahu mengapa Anda bisa terjatuh.

Pelajaran terpenting adalah saat kita terjatuh, pastikan ada hikmah yang bisa diambil. Belajarlah dari kegagalan tersebut. 

Lagipula, perbedaan terbesar antara orang berprestasi dan orang biasa adalah cara mereka memandang dan menghadapi kegagalan.

Jadi, jenis `kacamata` mana yang Anda pakai sekarang? Apakah Anda butuh kacamata baru agar bisa bersikap lebih positif?

 

Penulis: Dino Martin SE. MM., MBA. CEO Karir.com

*Tentang Penulis: Dino Martin menempuh pendidikan sarjana di Program Studi Management, Universitas Gadjah Mada, dan jenjang Magister Management & Master of Business Administration di Swiss German University dan Sciences Konstanz, Jerman (double-degree). Memiliki portfolio karir yang ekstensif, seperti berkarir di BMW sebagai kepala Marketing dan kemudian dipromosikan menjadi Vice President Sales & Marketing. Terdaftar di Dinas Pendidikan Tinggi Indonesia (DIKTI) sebagai Dosen Nasional dan mengajar di International Master Program BINUS University.

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews