Jeritan Hati Orangtua Korban Pengeroyokan Enam Oknum Polda Kepri

Jeritan Hati Orangtua Korban Pengeroyokan Enam Oknum Polda Kepri

Said, korban penganiayaan oknum polisi (Foto: Istimewa/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pihak keluarga korban penganiayaan enam oknum anggota Sabhara Polda Kepri tak terima dengan perlakuan tak manusiawi oknum polisi berpangkat bintara itu.

Setelah berjalan beberapa bulan, pihak keluarga belum mengikhlaskan kejadian tersebut. Apalagi keenam pelaku pada awalnya tak diproses hukum.

"Mereka (pihak pelaku) minta damai, dan kami menerima tawaran tersebut, dengan syarat jaminan agar kasus ini tidak terulang dan biaya pengobatan. Kami bukan mengukur jumlah Rp 180 jutanya, namun nyawa anak kami terancam hilang, saya sebagai ibu kandung hancur hati melihat anak saya babak belur," ujar Suci, ibu kandung Said, saat ditemui batamnews.co.id di Perumahan Duta Plamo Batam Centre, Batam, Jumat (18/3/2017) 

Suci menuturkan, uang yang diminta sebesar Rp 180 juta itu rencananya akan digunakan untuk pengobatan setelah anaknya babak belur.

"Kan kami korban, dan wajar dong menuntut hak kami, kalau mereka mau damai dan kalau mereka tidak mau, kami kan tidak rugi kan? Namun kami akan lanjutkan kasus ini karena sudah saya sampaikan kepada pengacara, agar proses sesuai undang undang, tapi kemarin mereka sempat tidak diproses, setelah anak saya memposting penganiyaaan tersebut dimedia sosial baru heboh.....Kalau mereka mau damai, pasti ada syaratnya," kata dia.

Keenamnya anggota Sabhara Polda Kepri tersebut kini diproses dan ditetapkan sebagai tersangka pengeroyokan. Keenamnya adalah Bripda AA, Bripda INP, Bripda FAP, Bripda BW dan Bripda BS.

Said Ahmad Lutfallah mengalami penganiayaan Januari lalu di depan jalan raya depan Sekolah Mondial Batam Centre, Ocarina. Saat itu ia bersama dua orang temannya didatangi enam orang pria berambut cepak dan berbadan tegap.

Mereka tiba-tiba mendapat serangan fisik dan dikeroyok keenam orang yang belakangan diketahui sebagai anggota polisi tersebut. Kasus ini sempat mengendap dan meledak setelah Said memberanikan diri memposting ceritanya itu ke media sosial.***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews