Internet Seluler Hilang Sehari di Natuna, Ini Kata Menkominfo

Internet Seluler Hilang Sehari di Natuna, Ini Kata Menkominfo

Seorang petugas sedang melakukan pemeliharaan tower BTS (Foto: Ilustrasi/Antara)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Jaringan 3G provider Telkomsel hilang Jumat, (10/3/2017) siang di Kabupaten Natuna. Kondisi ini membuat pengguna ponsel pintar (smartphone) tidak berdaya.

Sejauh ini, Telkomsel menjadi satu-satunya provider yang melayani cukup luas di wilayah Natuna. Kendati masih ada alternatif, yakni provider XL namun dengan jangkauan yang tidak begitu luas untuk pemakai internet.

"Internet lagi trouble (gangguan). Sedang nunggu kabar dari teknisi. Kabarnya sambungan dari Batam yang putus. Sejak pukul 12.00 WIB belum tau sampai kapan," ujar salah seorang petugas informasi di Gerai Telkomsel Ranai.

Pengguna baru bisa merasakan kembali Jaringan internet pada keesokan hari. Kondisi jaringan seluler yang hilang-timbul memang sudah biasa di Kabupaten Natuna. Belum lagi beberapa lokasi yang benar-benar blank jaringan komunikasi internet dan telepon

Menkominfo Rudiyantara dalam kunjungan ke Natuna beberapa hari lalu mengakui, butuh biaya besar bagi provider untuk menjajal Natuna

"Selama ini provider seluler menggunakan satelit berbayar. Bisa Rp150 juta per tahun. Untuk investasi provider butuh nilai sekitar Rp2 Milyar di luar pengadaan tower. Selama ini memang hanya ada telkomsel. Kita juga harus maklum karena operator atau provider punya orientasi bisnis untuk masuk," ujar Rudiantara saat mendampingi Mekopolhukam pada Rabu (8/3/2017) lalu di Natuna.

Namun, pemerintah menurut Rudiantara menilai Natuna merupakan daerah strategis. Oleh sebab itu, penggunaan satelit ini segera diganti dengan kabel fiberoptik lewat program Palapa Ring. Provider lainnya diperkirakan akan lebih ramai dengan sarana yang disiapkan pemerintah.

"Fiber optik Ini ada dua jalur, dari Natuna ke arah timur menuju Singkawang, Kalimantan dan ke arah Barat melewati Batam, Dumai dan sebelah selatan Riau," ungkapnya.

Saat ini pengerjaan Palapa Ring baru 60 persen. Ia memperkirakan paling lambat pertengahan tahun 2018 akan rampung sehingga layanan yang ada akan sama dengan Batam

"Kabelnya disambungkan lewat bawah laut. Paling potensi gangguannya jika kabelnya putus. Masih bisa menggunakan satu jalur. Kalau kedua jalur putus, otomatis akan ada proses perbaikan sementara waktu," ujar Rudiantara.

Namun kemungkinan gangguan itu diperkirakan akan sangat minim dan bisa diantisipasi dengan pola infrastruktur keamanan yang mumpuni. (fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews