Kerjasama Patroli Indonesia-Australia di Laut Natuna Batal, Mengapa?

Kerjasama Patroli Indonesia-Australia di Laut Natuna Batal, Mengapa?

Pulau Natuna (Ist.)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta  - Peluang kerjasama patroli antara Indonesia dan Australia di Laut Cina Selatan (Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau) kini makin mengecil, menyusul pernyataan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Selasa (7/3/2017) di Jakarta, yang menilai langkah itu akan membuat Beijing (China) marah.

Selama ini, China mengklaim hampir semua Laut Cina Selatan sebagai miliknya, meskipun sebagian di antaranya masih terjadi saling klaim dengan sejumlah negara lain. Terutama dengan Indonesia.

Bahkan klaim ekspansif Beijing - China di kawasan Laut Cina Selatan terjadi tumpang tindih dengan perairan yang menjadi zona ekonomi eksklusif Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki hak tunggal dalam mengeksploitasi kawasan kepulauan Natuna yang merupakan perairan yang sangat kaya akan ikan.  Kapal Cina dan Indonesia berulang kali bentrok di daerah ini tahun lalu.

Indonesia kemudian menggandeng Australia untuk berpatroli di sini. Sebelumnya, para pejabat Australia dan Indonesia telah membahas kemungkinnan untuk patroli itu sejak tahun lalu. Bahkan media melaporkan, Presiden Joko Widodo telah membicarakan maslah itu dengan Trunbull pada kunjungannya ke Sydney pada Februari lalu.

Kepada surat kabar The Australian, Presiden Jokowin mengatakan patroli bersama ini sangat berpotensi untuk diwujudkan  di sekitar Kepulauan Natuna Indonesia di tepi selatan perairan yang diperebutkan. Namun pada kunjungannya ke Jakarta, Selasa ini, Trunbull justru mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk kerjasama itu.

Masalahnya, Australia ingin membuka lebih luas pintu perdagangan dengan China. Kebijakan Trunbull ini dilakukan setelah Australia bergesekan dengan Amerika di era pemerintahan Presiden Donald Trumb, padahal Amerika selama ini adalah sekutu utama Australia.

Lalu, Australia,  kembali menyusun Kemitraan Trans-Pasifik tanpa AS dan membuka pintu bagi China untuk mendaftar setelah Trump membuang pakta perdagangan, pada Januari lalu. Persoaan inilah yang menjadi penyebab utama mengapa Australia berpaling dari patroli bersama Indonesia di Kepulauan Natuna.

"Kami tidak akan melakukan tindakan yang akan meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan," kata Perdana Menteri Australia itu kepada wartawan selama perjalanan untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara di Samudra Hindia di Jakarta, ketika ditanya apakah pemimpin Indonesia telah mengangkat masalah patroli bersama itu.

"Komitmen kami adalah meningkatkan kerjasama satu sama lain dalam hal keamanan maritim. Jadi kita bicarakan lebih lanjut kerjasama, koordinasi, tapi ... belum mengambil langkah lebih jauh dari itu."

Australia, tidak memiliki kepentingan di Laut Cina Selatan, tetapi menegaskan bahwa semua transportasi laut memiliki hak melewati apa yang mereka anggap sebagai perairan internasional. ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews