Sisi Gelap Pangeran-pangeran Arab

Sisi Gelap Pangeran-pangeran Arab

Pangeran Arab Saudi, Majed Abdulaziz Al-Saud. (independent.co.uk/tempo.co)

KEDATANGAN Raja ketujuh Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud sungguh menggetarkan berbagai penjuru republik ini. Berbagai media dari berbagai pelosok tiada henti memberitakannya.

Berbagai kemewahan dan kemegahan sang raja bertaburan dalam berbagai media sosial. Berbagai cerita dari bermacam sudut pandang meleleh dari layar-layar televisi di negeri ini merasuk ke mata pemirsanya. Kehadiran Raja Salman pun seolah menutup berbagai informasi lain di nusantara ini.

Raja Salman memang sosok yang berpengaruh di Arab. Bahkan Penjaga Dua Kota Suci di Arab ini ditabalkan sebagai pemimpin Wangsa Saud. Ia sampai dipercayakan menjabat Gubernur Ryadh selama 48 tahun, dari 1963  sampai 2011.

Namun di Arab sosok keturunan berdarah biru itu tak hanya Salman. Di satu sisi, tentang Salman digambarkan berhati mulia, di sisi lain ada terdapat sejumlah cerita mengenai pangeran-pangeran Arab bergaya flamboyan dengan berbagai macam perangai.

Seperti sebuah pepatah, tiada gading yang tak retak, maka begitu juga dengan kehidupan di dalam keluarga kerjaan Arab. Mulai dari yang terhormat sampai ke tingkat tercela.

Bahkan, laman tempo.co, menuliskan beberapa pangeran Arab pernah tertimpa sejumlah kasus. Misalnya tentang Pangeran Saudi dan empat orang lainnya dilaporkan telah ditangkap di Libanon pada Senin 26 Oktober 2015.

Pihak berwenang Libanon menemukan lebih dari dua ton obat-obatan terlarang, termasuk kokain dan amfetamin jenis Captagon, dalam peti yang dimuat di pesawat jet pribadi Pangeran Arab itu nya.

Laman Foreignpolicy menulis, pada 1999 Pangeran Arab Saudi Nayef bin Sultan bin Fawwaz Al Shaalan diduga menyelundupkan dua ton kokain dari Venezuela ke Prancis. Nayef dituduh Perancis menggunakan status diplomatiknya untuk memasukkan narkoba ke sebuah jet keluarga kerajaan Saudi.

Tetapi sang Pangeran berhasil lolos dari hukuman dan dihukum in absentia pada 2007. Kini ia telah tinggal di bawah naungan hukum di Arab Saudi. Amerika Serikat juga pernah mendakwa Pangeran Nayef dengan tuduhan melakukan konspirasi mendistribusikan kokain, hasilnya tidak jauh beda.

Lalu, Pada 2010, situs pembocor dokumen rahasia, WikiLeaks, menggambarkan sebuah adegan pesta di ruangan bawah tanah kerajaan di Jeddah. Situs itu menggambarkan sebuah pesta Halloween, yang didanai sebagian oleh seorang pangeran dari keluarga Al Thunayan, di mana lebih dari 150 pria dan wanita muda.
Tentu kisah-kisah ini hanya segelintir saja. Sangat banyak banyak tokoh-tokoh Arab yang berperilaku terhormat dan dermawan. Contohnya seperti Raja Salman ini.***

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews