Telkom Pasrah Internet Natuna Lelet, Ternyata Ini Penyebabnya

Telkom Pasrah Internet Natuna Lelet, Ternyata Ini Penyebabnya

Ilustrasi (foto : ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Jaringan internet di Natuna semakin lelet, khususnya bagi pengguna modem Telkom. Ternyata penyebabnya adalah bertambahnya jumlah pemakai tidak diikuti penambahan kapasitas perangkat.

Banyak dari pemilik usaha yang menggunakan modem untuk perkantoran, hotspot dan pelaku warnet mengeluh.

Kepala Plasa Telkom Ranai, Jusnedi mengatakan bandwith (jalur komunikasi data) untuk wilayah Ranai kapasitasnya sangat kecil, karena tekonologi yang dipakai pun masih berupa sistem satelit bumi yang jalur pemancarnya via Batam menuju Cibinong.

Hal ini berbeda dengan daerah lain yang sudah mengoptimalkan fiber optik, sehingga transfer data dalam jumlah tinggi bisa dilakukan. "Bandwith hanya 14 MB, sementara pelanggan internet Telkom bertambah. Sudah sekitar sebulan ini internet lelet," kata Jusnedi, Kamis (23/2/2017).

Bandingkan dengan wilayah lainnya seperti Batam dan Tanjungpinang, Jusnedi menggambarkan, satu Warnet saja punya jalur bandwith 20 MB.

"Kita dengan perangkat yang lama dan sudah tua, menggunakan satelit, bandwith hanya 14 MB dibagi bersama. Kini pelanggan Telkom untuk telpon ada 580 pelanggan, dan untuk internet ada 60 pelanggan," ujarnya menjelaskan.

Dalam kata lain, khusus untuk penggunaan internet, jika semua 60 pelanggan tadi aktif, jalur transfer data hanya kapasitas 0,23 MB. "Jadinya bandwith kita itu padat. Kami dari perwakilan Ranai sudah menyampaikan ke pusat sejak beberapa tahun lalu, cuma belum ada tindak lanjut. Ya kita nunggu jaringan Fiber optik aja rampung 2018," kata Jusnedi.

Seperti diketahui, jaringan FO sedang dipasang di Ranai sebagai bagian dari jaringan palapa ring barat.

"Jaringan FO itu sedang dikerjakan Kominfo. Sekitar 10 bulan lagi informasinya rampung. Sudah pasti Telkom akan terhubung dengan itu, kalau rampung dan terkoneksi. Jaringan FO itu terhubung dari Kalimantan - Natuna - Anambas - Batam - Lingga dan Riau," paparnya.

Sementara untuk jaringan FO milik perusahaan komunikasi Malaysia Sacova yang punya base station di Penarek, Natuna, dikatakan Jusnedi tidak bisa dikerjasamakan, kendati sudah diusulkan sejak beberapa tahun lalu.

"Kalau untuk punya Sacova tidak boleh karena mempertimbangkan aspek Hankam, karena itu milik luar negeri."

Belakangan Sacova pun akan dicabut izinnya, pihak Diskominfo Natuna sendiri sedang memproses hal itu, karena keberadaan base station perusahaan komunikasi milik Malaysia itu di Natuna dan Anambas tidak bermanfaat bagi daerah.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews