Kapolda Kepri Bicara Soal Clicking Monkey

Kapolda Kepri Bicara Soal Clicking Monkey

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kepala Polda Kepri, Irjen Pol Sam Budigusdian, bicara soal "clicking monkey" yang menjadi masalah krusial dalam peredaran hoax di negeri ini.  Masalahnya semakin lugu si penyebar maka semakin sukses hoax beredar. Si lugu itulah sang clicking monkey.

"Saya dan tim yang telah dibentuk di Polda Kepri, setiap hari mengimbau masyarakat agar tak menjadi clicking monkey," kata jenderal bintang dua ini pada acara diskusi "Melawan Hoax" di Kepri Mall, Batam, Selasa (21/2/2017).

Diskusi ini berlangsung sejak pukul 08.00-12.00. Diselenggarakan oleh IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) Batam yang bekerjasama dengan Poda Kepri, kegiatan ini dihadiri seluruh perwakilan media yang ada di Batam, sejumlah netizen juga terlihat ikut hadir.

Diskusi yang berlangsung di lantai dua Morning Bakery, Kepri Mall, Batam ini, menghadirkan Kapolda sebagai pembicara utama. Selain itu, didapuk menjadi pembicara adalah salah seorang wartawan senior di Batam, yaitu Rumbadi Dale. Mantan wartawan TEMPO ini kini sudah menjadi Wakil Dekan Fakultas Hukum Unrika Batam.

Kapolda memaparkan bagaimana serangan aktor hoax ini begitu menguasai dunia maya di Indonesia. Bahkan 92 persen datang dari media sosial, dan 62 persen dari aplikasi smartphone seperti whatsapp dan line.

Dalam data yang dipaparkan Kapolda disebutkan, 106 juta WNI pengguna aktif media sosial.  "Dari fakta-fakta dan data yang begitu banyaknya pengguna medsos yang suka menshare hoax, maka muncul pula data yang menempatkan Indonesia urutan kedua dalam perkara cyber bullying," kata Kapolda..

Karena itu, Indonesia menjadi darurat informasi. Dampak hoax ini, kata Kapolda, sangat mengganggu. "Selain mengganggu kerukunan dalam masyarakat, juga mengganggu program pembangunan di negeri ini," katanya.

Fenomena itu membuat Polda Kepri tak bisa berpangku tangan. Kapolda dan jajarannya harus setiap hari memperhatikan soal ini. "Salah satu fokusnya adalah clicking monkey, mereka ini perlu diedukasi," katanya.

Clicking monkey adalah istilah untuk mereka yang men-shera tanpa mengetahui kontennya. Mereka hanya ikut-ikutan saja, atau menshare hoax agar disebut tak ketinggalan informasi. "Ketika kita tanya mengapa menshare informasi yang provokatif atau mengadudomba masyarakat, ia hanya menjawab tak tahu hanya menshare saja," kata Kapolda.

Penyebar-penyebar hoax yang "lugu" itulah yang perlu dibimbing terus menerus. "Agar mereka tak terus menjadi clicking monkey," kata Kapolda.

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews