Menguak 3 Kasus Pembunuhan Sadis di Natuna

Menguak 3 Kasus Pembunuhan Sadis di Natuna

Rekonstruksi kasus pembunuhan di Natuna beberapa waktu lalu (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Kriminalitas bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Termasuk pembunuhan. Tindak kriminal berat yang bisa diganjar undang-undang dengan hukuman belasan tahun, seumur hidup atau bahkan hukuman mati.

Tragedi pembunuhan yang terjadi kadang menyisakan cerita dibalut drama kehidupan. Kenapa seseorang tega menghabisi nyawa orang-orang yang awalnya dekat dan bahkan mereka sayangi. 

Berbagai alibi dan alasan pun muncul dari pelaku usai mereka sadar dan menyesalinya. Terlepas dari semua itu, setidaknya ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil agar kita terhindar dari petaka ini. 

Redaksi Batamnews.co.id merangkumnya dalam 3 kisah di balik aksi pembunuhan di Natuna pada interval tahun 2014 - 2016.

 

1. Selingkuh Berujung Maut 

Diduga akibat dilema asmara, Sirojudin alias Siro (35) menghabisi nyawa Miranti (32), seorang janda yang bekerja di sebuah penginapan di Kota Ranai. Mira dihabisi nyawanya setelah dijerat di leher, diseret dan dikubur di sebuah hutan yang berada di Desa Kelarik pada Juli 2014 lalu.

Siro menyesal. Ia mengaku tak ingin rumah tangganya retak setelah Mira yang notebene kekasih gelapnya itu ingin memberitahukan hubungan mereka ke istri Siro. Pria beranak dua itu akhirnya kalap dan menyusun rencana menghabisi Mira di sebuah lokasi bendungan yang masih kosong.

Akhir cerita, Sirojudin pun divonis 15 tahun penjara oleh majelis hakim. Menariknya, kendati merasa terkhianati, sang istri tetap setia menemani Siro selama proses hukum.  

Bahkan Siro hanya bisa termenung dan berlinang air mata dipeluk sang istri usai menerima vonis berat. Siro membuat pengakuan jujur kepada sang istri atas kekhilafan yang ia lakukan selama ini. 

Karena dipenjara, Ia pun akhirnya terpaksa berbohong kepada dua anaknya yang masih kecil-kecil dengan mengatakan "bapak pergi dulu nak, mencari duit ke luar daerah,". Walau ia sadar 15 tahun nanti suatu saat anaknya akan tahu jika bapaknya dipenjara karena membunuh.


2. Magrib Berdarah di Batu Kapal 

Dor ! Pistol polisi menyalak. Pelurunya menembus betis Khairul (40). Pria ini ditangkap. Ia dilumpuhkan karena sempat kabur usai menghabisi nyawa istrinya Wiwin (30). 

Kejadian ini menggegerkan kampung Batu Kapal Ranai magrib itu November 2016. Wiwin bersimbah darah dengan luka pukulan di kepala, bacokan di leher dan tusukan di perut. 

Khairul, pria beranak satu ini hanya bisa menyesal saat melakukan rekonstruksi kasus ini. Ia mengaku mentalnya tengah terpukul usai dicaci Wiwin. Harga dirinya sebagai laki-laki di rendahkan sang istri. Khairul memang orang tak berduit. 

Namun makian demi makian, sang istri yang sering didengarnya menjadi bom waktu amarahnya yang akhirnya gelap mata untuk membunuh. Polisi kini sedang merampungkan berkas penyidikan terhadap pria ini.

 

3.  Kematian Tragis Pemilik Salon 

Aroma pembunuhan terasa kental. Ahen pria bongkok berambut gondrong itu tewas di dalam ember besar berisi air pada September 2014. Kakinya terjungkal dengan kepala ke bawah. 

Hingga kini kematian tragis Ahen Supra alias Asrial alias Uncu masih misterius. Ia merupakan Pemilik Elsa Salon di Jalan Sudirman, Ranai. 

Polisi tidak menemukan tanda kekerasan. Namun posisi jasanya saat ditemukan tidak wajar. TKP indikasi kasus pembunuhan ini bahkan sempat lama disegel police line.

Pria ini hanya tinggal sebatang kara. Ahen dikenal sebagai tukang salon bergaya feminim. Memposisikan dirinya sebagai mama terhadap anak angkatnya.

Hingga saat ini belum ada arah angin dugaan yang mengarah ke siapa pun terkait kasus tersebut. Kendati beberapa menduga pelakunya bukan orang awam dan terindikasi menguasai teknik menghabisi nyawa orang. 

Pria ini tinggal sebatang kara di Natuna tanpa sanak keluarga. Ia pun diketahui tak puya istri, karena cenderung berorientasi sebagai LGBT.


[Fox]


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews