Kebutuhan Air Baku Meningkat, Kapasitas 5 Waduk Tidak Sanggup Lagi

 Kebutuhan Air Baku Meningkat, Kapasitas 5 Waduk Tidak Sanggup Lagi

Dam Sei Ladi, Batam. (foto: batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kebutuhan air baku diproyeksikan akan meningkat seiring dengan pertambahan penduduk yang tiap tahun meningkat sebesar 7 persen.

Kebutuhan air baku di Batam diperkirakan akan mencapai 113.570.000 m3 atau setara 3.601 liter per detik pada 2017 ini. Namun, total ketersediaan air baku dari lima waduk di Batam yakni Waduk Sei Harapan, Waduk Duriangkang, Waduk Sei Ladi, Waduk Mukakuning dan Waduk Nongsa, minus Waduk Baloi yang saat ini sudah tidak aktif, mencapai 104.260.000 m3.

BP Batam masih melakukan serangkaian upaya untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Batam, maksimum untuk 2,5 juta jiwa.

“Dengan kapasitas total waduk kita sekarang sekitar 150 juta m3 itu sebenarnya sudah cukup besar, tapi kategorinya kecil untuk daerah Jawa. Kita perlu melakukan beberapa upaya agar kualitas, kuantitas dan kontinuitas air bersih kita tetap terjaga,” ujar Purba Robert Sianipar, di Gedung Marketing BP Batam, Selasa (7/2/2017).

Robert menyampaikan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas air baku tidak hanya dilakukan BP Batam saja tetapi juga semua pihak. Warga Batam mesti terlibat di dalamnya.

Adapun upaya yang akan dilakukan BP Batam untuk menjaga kualitas, kuantitas dan kontiniutas air bersih di Batam. Selain melakukan penertiban terhadap kegiatan yang dinilai mengganggu daerah tangkapan air, yakni dengan melakukan pengolahan air tawar dicampur dengan air laut (SWRO).

Saat ini pekerjaan tersebut akan dilakukan di Water Treatment Plant (WTP) Waduk Tembesi yang sudah selesai dibangun dan rencananya bisa menghasilkan kapasitas air sebesar 600 liter per detik.

"Tapi untuk kegiatan ini biaya yang dibutuhkan juga besar," kata Robert.

Selain itu, BP Batam juga akan mengupayakan agar air hujan yang turun tidak mengalir ke laut, karena air hujan merupakan pemasok air baku yang utama.

"Kita mesti mengubah pola hidup dari penggunaan air. Kalau mandi, sebaiknya menggunakan shower karena kalau menggunakan gayung, lebih banyak air yang terbuang, cuci mobil juga pakai air di ember saja. Kran air di rumah juga bisa dipasang alat penghemat air, jadi air yang keluar itu juga tidak banyak yang terbuang,” kata Robert.

Usaha lainnya, yakni dengan pengolahan air buangan, baik recyle dan reuse. Sasarannya yakni pada kawasan industri, hotel, mal, apartemen, rumah sakit.

“Kita juga berusaha mencari sumber-sumber air baku lainnya. Sekarang kita sedang melakukan studi pemanfaatan air dari air terjun di Lingga, juga di Teluk Bintan. Itu sangat potensial untuk menambah ketersediaan air di Batam,” kata Robert.

(ret)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews