Sebelum Ditembak Mati, Kuna Sebut Pemimpin Agama Cabul di Medsos

Sebelum Ditembak Mati, Kuna Sebut Pemimpin Agama Cabul di Medsos

Siwaji Raja saat tiba di Polda Sumut. (foto: ist/tribun)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Sebelum ditembak mati di depan toko miliknya Indra Gunawan (45) alias Kuna terlibat konflik di media sosial dengan orang lain yang merupakan seorang tokoh agama dan pengurus organisasi keagamaan di Sumut.

Hal ini terekam dalam perbincangan di akun Facebook milik Kuna saat dia mengecam seorang tokoh agama yang dianggapnya tidak cocok duduk sebagai pemimpin agama saat memposting sebuah foto saat saat berlangsung musyawarah pemuda hindu se-Indonesia.

Foto tersebut diposting Kuna pada bulan Juni 2016, namun baru heboh setelah pada tanggal 2 Januari 2017 seorang netizen menanyakan konteks foto yang dipostingnya.

"Napa ketua ini. Kok marah nya tunjuk2 kayak ahoch yg di jkt. Hahahhaha......" tanya Halim Loe seorang netizen di akun Facebooknya.

Pada hari itu juga Kuna menjawab dengan emosi kalau dia kelihatannya tidak setuju ada pemimpin tokoh agama yang dianggapnya sebagai manusia cabul.

"Itu foto saat musyawarah pemuda hindu se indonesia, tp saat ini topik marahnya beda bro.. Ada manusia cabul duduk sebagai pemimpin agama," jawab Kuna dalam akunnya.

Belum diketahui secara pasti apakah yang dimaksudkan oleh Kuna itu merupakan Sirawi Raja (SJ) yang baru saja ditangkap dan diserahkan ke Polda Sumut.

Siwaji Raja diciduk karena diduga sebagai otak pembunuhan Kuna yang dieksekusi di Jalan Ahmad Yani, Kel. Kesawan, Kec. Medan Barat, Rabu (18/1/2017).

Siwaji Raja Dikawal Ketat

Siwaji Raja, terduga otak pelaku pembunuhan pengusaha toko Kuna Airsoft Gun, Indra Gunawan alias Kuna tiba di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Senin (23/1/2017) sekitar pukul 12.00 WIB.
 
Siwaji Raja dibawa gunakan Toyota Land Cruiser. Siwaji Raja mendapatkan pengawalan ketat, sedikitnya tiga mobil dan belasan polisi yang mengawalnya.

Pengusaha tambang yang juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Medan ini sempat dibawa ke Mapolda Sumut sebelum diserahkan ke Polrestabes Medan.

Siwaji Raja. (foto: istimewa)

Ketua Tim Pengacara yang mendampingi Raja, Julheri Sinaga menyatakan, kliennya tidak ditangkap melainkan meminta perlindungan ke Polda Jambi.

"Tidak ada penangkapan. Pas diketahui Rawi meninggal dunia, dia (Raja) cari perlindungan ke Polda Jambi karena khawatir dia akan digituin juga. Jadi keterangan polisi ditangkap tidak ada," ucapnya.

Ditanya alasan Raja meminta perlindungan, Julheri mengatakan, kliennya khawatir bakal mengalami nasib seperti Rawi, seorang tersangka yang ditembak mati. "Klien kita khawatir makanya dia minta perlindungan ke Polda Jambi," ucapnya.

Ditanya soal hubungan antara Raja dengan korban Kuna, Julheri hanya mengatakan bahwa Raja pernah mengadukan Kuna ke Polda Sumut dalam kasus pencemaran nama baik melalui media sosial.

"Ada statemen yang dibuat Kuna di medsos sehingga dia (Raja) buat laporan. Tapi kita tidak tahu (pembunuhan) itu berkaitan atau tidak," ucap Julheri.

Sementara Raja juga diakui mempunyai hubungan dengan tersangka Rawindra alias Rawi yang tewas ditembak polisi. "Rawi ini yang mengawasi kafe milik Raja di Jalan Abdulah Lubis. Dia yang urusi," jelas Julheri.

Polisi menangkap 8 orang tersangka dalam pengungkapan kasus penembakan yang menewaskan Kuna pada Rabu (18/1). Dua di antaranya tewas ditembak mati yaitu Putra dan Rawi.  

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews