Pelaku UKM yang Terjebak di Era Digital

Pelaku UKM yang Terjebak di Era Digital

Aidil Putra (Foto: dok. pribadi)

Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia merupakan penopang ekonomi negara ini. Salah satu sektor yang tahan terhadap krisis ekonomi. Berbagai era telah dilewati dengan sukses oleh para pelaku. Meskipun banyak keterbatasan yang dimiliki.

Di saat perusahaan besar rontok karena krisis, sektor ini justru bertahan. Namun di era digital saat ini, para pelaku UKM kebingungan dalam menyikapi kompetisi. Kompetisi dimana pesaing bisa datang dari arah mana saja dan kapan saja.

Kompetisi di mana persaingan terjadi secara head to head bukan karena pesaing membuka toko dekat dengan para pelaku UKM tapi berhadapan langsung di perangkat smartphone maupun PC (Personal Computer).

Data mengejutkan yang pernah dipublikasikan di MarkPlus Institute bahwa dari 55,2 Juta pelaku UKM di Indonesia, hanya 0,05 persen yang berbisnis secara online (2015).

Kenapa bisa hanya 0,05 persen? Banyak hal yang menyebabkan ini terjadi diantaranya jarangnya pelatihan dari pemerintah yang membahas bagaimana berbisnis secara online, terutama di daerah. 

Masih minimnya event-event yang mengajak pelaku UKM untuk segera berbisnis secara online, dan tentunya yang tak kalah penting yaitu akibat gaptek (gagap teknologi). Dengan smartphone terbaru yang dimiliki tidak serta merta membuat pengggunanya menjadi smart (pintar).

Masih digunakan nya smartphone lebih ke gaya hidup di banding penggunaan smartphone tersebut untuk bisnis membuat para pelaku UKM keluar dari arena persaingan. 

Membuat para pelaku ukm kebingungan bagaimana menyikapi era yang serba digital. Di sisi yang lain padahal sangat banyak manfaat yang bisa di dapatkan oleh pelaku UKM jika bisnis nya sudah Go Digital. 

Diantaranya tidak terbatasnya ruang dan waktu dalam berpromosi. Jangkauan target pasar yang sangat spesifik, minimnya biaya promosi yang dikeluarkan bila di bandingkan dengan cara konvensional (sebar brosur, iklan di media cetak), toko bisa buka 24 jam, dan lain-lain. Sekarang sudah tiba saatnya para pelaku UKM berani mengambil langkah untuk membuat bisnisnya Go Digital. 

Sudah saatnya para pelaku UKM masuk lagi ke arena persaingan yang banyak kemudahan. Apakah sudah terlambat? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung dari sikap apa yang diambil. Jika masih santai dan tidak peduli, jelas jawabannya sudah terlambat untuk masuk arena persaingan. 

Tapi, apabila dengan kemampuan yang dimiliki saat ini apapun itu digunakan dengan semaksimal mungkin jawaban dari pertanyaan di atas adalah belum terlambat. 

Jika saat ini baru bisa mengoperasikan BBM (BlackBerry Masseger) di smartphonenya, gunakan fasilitas itu dengan maksimal sambil terus meningkatkan kapasitas diri di bidang digital.

Jika baru bisa mengoperasikan Facebook lakukan itu dengan maksimal sambil terus berupaya meng-upgrade diri melalui buku, e-book, informasi yang bertebaran di dunia digital, bertanya pada mbah google, mengikuti pelatihan-pelatihan digital di saluran Youtube, belajar dari yang terbaik di facebook dan intagram, dan lain sebagainya.

Sudah saatnya para pelaku UKM mengambil langkah berani untuk kembali masuk ke arena persaingan di era digital. Memang tidak mudah bukan berarti tidak mungkin.

Paksa diri untuk terus mengupgrade diri setiap hari. Lebih baik sekarang kita paksa diri untuk berubah dibanding tiga sampai lima tahun lagi kita dipaksa berubah oleh lingkungan. Di mana saat itu tiba kita sudah terlambat untuk melakukan Perubahan.

Salam Go Digital! 

 

Aidil Putra GM Berani Digital

Humas ADEI (Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia) KEPRI


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews